
Potret Chaos Demo Filipina, Massa Vs Polisi-Bendera One Piece Berkibar
Aksi unjuk rasa yang diikuti ribuan orang tersebut merupakan kemarahan atas skandal korupsi yang melibatkan proyek pengendalian banjir.

Seorang demonstran mengacungkan jari tengahnya di samping kendaraan yang terbakar dalam sebuah protes yang mengecam korupsi terkait proyek pengendalian banjir, di Manila, Filipina, Minggu (21/9/2025). (REUTERS/Lisa Marie David)

Aksi unjuk rasa yang diikuti ribuan orang tersebut merupakan kemarahan atas skandal korupsi yang melibatkan proyek pengendalian banjir yang diyakini telah menghabiskan biaya miliaran dolar. (REUTERS/Lisa Marie David)

Melansir dari Reuters, tuduhan salah urus proyek pengendalian banjir pemerintah telah menjadi sorotan dalam beberapa bulan terakhir selama musim hujan negara itu, yang telah membanjiri kota-kota meskipun telah menghabiskan lebih dari 545 miliar peso ($9,54 miliar) atau sekitar Rp 158,1 Triliun untuk pengendalian banjir sejak tahun 2022. (REUTERS/Lisa Marie David)

Demonstran yang awalnya berencana menggelar unjuk rasa di depan istana presiden, tetapi dihalangi oleh polisi, yang mengakibatkan kekerasan ketika orang-orang merobohkan barikade di jalan. (REUTERS/Lisa Marie David)

Para pengunjuk rasa di Manila mengibarkan bendera Filipina hingga bendera One Piece dan memegang spanduk bertuliskan "Tidak lebih, terlalu banyak, penjarakan mereka", sambil berbaris, menuntut penuntutan semua yang terlibat. (REUTERS/Lisa Marie David)

"Saya merasa kasihan bahwa kita terjerumus dalam kemiskinan dan kita kehilangan rumah, nyawa, dan masa depan kita sementara mereka meraup kekayaan besar dari pajak kita yang digunakan untuk membayar mobil mewah mereka, perjalanan ke luar negeri, dan transaksi perusahaan yang lebih besar," ujar aktivis mahasiswa Althea Trinidad kepada kantor berita The Associated Press. (REUTERS/Lisa Marie David)

Protes tersebut juga bertepatan dengan peringatan deklarasi darurat militer oleh mendiang Ferdinand Marcos Sr., sebuah periode yang dikenang banyak orang sebagai salah satu yang tergelap dalam sejarah negara itu. (REUTERS/Lisa Marie David)