Fahri Hamzah Titip Perintah Khusus Prabowo ke Bos KAI, Ini Isinya

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
17 September 2025 19:40
Hashim Djojohadikusumo, Fahri Hamzah, dan Dirut KAI Bobby Rasyid saat meresmikan proyek pembangunan 50.000 unit hunian di Kampung Bandan, Jakarta Utara/Dok: KAI
Foto: Hashim Djojohadikusumo, Fahri Hamzah, dan Dirut KAI Bobby Rasyid saat meresmikan proyek pembangunan 50.000 unit hunian di Kampung Bandan, Jakarta Utara/Dok: KAI

Jakarta, CNBC Indonesia - Wakil Menteri (Wamen) Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Fahri Hamzah meminta lahan PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI di seluruh Indonesia dapat dibangun hunian vertikal terjangkau.

Hal ini merupakan perintah dari Presiden Prabowo Subianto kepada Fahri untuk mendukung program pembangunan 3 juta rumah yang digagas oleh Presiden.

"Jadi secara umum, direksi baru KAI diperintahkan oleh Presiden Prabowo untuk menyiapkan seluruh stasiun yang ada di Pulau Jawa atau luar Pulau Jawa untuk menjadi tempat bagi pembangunan perumahan vertikal yang murah," kata Fahri Hamzah saat ditemui wartawan setelah acara Pencanangan Pra Kerjasama Dalam Rangka Dukungan Terhadap PSN Program Pembangunan 3 Juta Rumah, Rabu (17/9/2025).

Fahri melanjutkan KAI diminta oleh Presiden Prabowo untuk memenuhi hal tersebut karena tanah milik KAI masih cenderung lebih murah, sehingga harga hunian nantinya akan lebih terjangkau.

Tak hanya KAI, penggunaan lahan milik BUMN, bisa membuat hunian semakin murah dan pengembang tidak perlu membeli tanah. Ini tidak hanya berlaku untuk tanah milik pemerintah pusat maupun BUMN saja, tetapi juga milik pemerintah daerah.

"KAI diminta untuk mempersiapkan lahan bagi pembangunan yang murah. Kenapa? karena tanah kereta api kan punya negara, jadi harga tanahnya itu murah. Dalam struktur pembiayaan perumahan kita itu kalau tanahnya murah, harga hunian pasti turun sehingga menjadi affordable bagi rakyat," lanjut Fahri.

Saat ini, lahan yang dimiliki oleh KAI yang akan dibangun hunian vertikal yakni berada di kawasan Kampung Bandan, Jakarta Utara, di mana akan ada 50.000 unit yang dibangun.

Nantinya proyek tersebut akan dilakukan di atas tanah kosong milik KAI dan bisa dimiliki oleh masyarakat umum. Diperkirakan, luas tanah kosong yang akan dipakai di Kampung Bandan ini seluas 11 hektare.

Setelah Kampung Bandan, rencananya kawasan sekitar Stasiun Manggarai juga akan dipakai untuk membangun hunian vertikal.

"Sebenarnya habis ini kita akan ke salah satu yang besar juga adalah Manggarai karena Manggarai itu di tengah kota. Itu nanti betul-betul segera kita persiapkan, mudah-mudahan sebelum akhir tahun kita sudah mulai," pungkasnya.

Sebelumnya, Direktur Utama (Dirut) KAI Bobby Rasyid mengatakan KAI masih memiliki 600 stasiun yang bisa diintegrasikan dengan hunian vertikal.

"Kami mempunyai lebih dari 600 stasiun di seluruh Indonesia yang siap diintegrasikan untuk hunian yang layak dan tentunya berbasis transit oriented development," kata Bobby.

Namun, belum diketahui stasiun mana saja yang dapat diintegrasikan dengan hunian vertikal.

Sebagai informasi, pada pagi hari ini, Pemerintah melalui Kementerian PKP, Satgas Perumahan, KAI, dan investor asal Qatar yakni Al Qilaa International Group (Al Qilaa) melakukan penandatanganan pra kerja sama berkaitan pembangunan hunian vertikal di Kampung Bandan, Jakarta Utara, tak jauh dari Stasiun Kampung Bandan.

Rencana awal, kolaborasi antara pemerintah Indonesia dan Qatar dimulai dengan tahap awal pembangunan 50.000 unit hunian yang berdiri di atas lahan KAI, dan menjadi salah satu kawasan transit oriented development (TOD) baru di Kampung Bandan.

Dalam rangka merealisasikan proyek ini, Al Qilaa membentuk konsorsium dengan mitra lokal dan internasional. Konsorsium tersebut termasuk Kementerian PKP, Bank BTN, serta Lembaga Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara).


(chd/wur)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Video: Pemerintah Siapkan Subsidi Tanah Buat Tekan Harga Rumah

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular