Iran Gantung Mati Mata-Mata Mossad Israel

Jakarta, CNBC Indonesia - Otoritas Iran menggantung seorang pria pada hari Rabu (17/9/2025). Ini terjadi setelah Teheran memvonisnya karena memata-matai negara itu atas perintah dari badan intelijen Israel, Mossad, sejak tahun 2022.

Mengutip situs berita kehakiman Mizan Online yang juga dilansir AFP, pria itu bernama Babak Shahbazi. Ia dieksekusi dengan cara digantung pagi ini setelah melalui proses hukum yang semestinya dan vonisnya dikonfirmasi oleh Mahkamah Agung.

"Ia dijatuhi hukuman mati atas tuduhan kejahatan besar korupsi di muka bumi dan mengobarkan perang melawan Tuhan," tulis situs berita itu.

Mizan melaporkan bahwa Babak terlibat dalam desain dan instalasi sistem pendingin industri untuk perusahaan-perusahaan yang terkait dengan organisasi dan fasilitas militer, keamanan, dan telekomunikasi.

"Aksesnya ke lokasi-lokasi ini memungkinkannya untuk memberikan informasi kepada Mossad dengan imbalan uang dan tempat tinggal di negara asing," tambahnya.

Sejak perang Juni dengan Israel, Iran telah berjanji untuk mengadili dengan cepat orang-orang yang dituduh berkolaborasi dengan musuh bebuyutannya. Pada bulan Agustus, pihak berwenang mengeksekusi Roozbeh Vadi, yang bekerja di anak perusahaan Organisasi Energi Atom Iran, setelah memvonisnya karena menyerahkan informasi tentang ilmuwan dan fasilitas nuklir Iran.

Pada akhir Juli, badan intelijen Iran mengatakan telah menangkap "20 mata-mata, agen operasional dan pendukung Mossad, serta elemen yang terhubung dengan petugas intelijen rezim (Israel) di Teheran serta beberapa provinsi lainnya.

Iran sendiri adalah negara kedua di dunia yang paling sering melakukan eksekusi setelah China. Hal ini menurut data yang dipegang sejumlah kelompok hak asasi manusia, termasuk Amnesty International.