Hashim Ramal Ekonomi RI Tembus 8% karena Program 3 Juta Rumah Prabowo
Jakarta, CNBC Indonesia - Satuan Tugas (Satgas) Perumahan buka-bukaan suara soal dampak dari investasi Qatar di program pembangunan 3 juta rumah.
Ketua Satuan Tugas (Satgas) Perumahan Hashim Djojohadikusumo mengatakan investasi dan pembangunan hunian sebanyak 50.000 unit ini, dapat menampung hingga 50.000 hingga 250.000 orang yang saat ini statusnya belum memiliki tempat tinggal yang layak.
"Dengan proyek ini, dampaknya luar biasa, dalam 50.000 unit apartemen, nanti bisa menampung kurang lebih antara 50.000 sampai 250.000 jiwa yang saat ini tinggal di luar kota atau di rumah-rumah kumuh, dan tempat kumuh," kata Hashim saat memberikan paparan di acara Pencanangan Pra Kerjasama Dalam Rangka Dukungan Terhadap PSN Program Pembangunan 3 Juta Rumah, Rabu (17/9/2025).
Tak hanya itu saja, program pembangunan 3 juta rumah dapat akan berkontribusi mendorong pertumbuhan ekonomi hingga 2,5% per tahun.
Pasalnya, Hashim menyebut sektor perumahan memiliki dampak ekonomi turunan atau multiplier effect yang tinggi.
"Saya ada ekspektasi bahwa perumahan nanti mendongkrak laju pertumbuhan ekonomi. Kita sudah hitung dengan program 3 juta rumah dan lebih apartemen dan rumah-rumah di pedesaan, ini bisa mendongkrak bisa menambah laju ekonomi nasional sampai 1,5% - 2,5% per tahun," lanjutnya.
Sejalan dengan hal itu, Hashim optimistis target pertumbuhan ekonomi 8% yang dibidik Prabowo akan tercapai seiring dengan berjalannya program 3 Juta Rumah.
"Saya kira dengan perumahan kita bisa mencapai dan bisa melampaui target 8% laju ekonomi yang kita harapkan selama ini. Ini adalah salah satu program andalan dari Pemerintah Prabowo-Gibran," imbuhnya.
Sebagai informasi, pada pagi hari ini, Pemerintah melalui Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP), Satgas Perumahan, PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI, dan investor asal Qatar yakni Al Qilaa International Group (Al Qilaa) melakukan penandatanganan pra kerja sama berkaitan pembangunan hunian vertikal di Kampung Bandan, Jakarta Utara, tak jauh dari Stasiun Kampung Bandan.
Rencana awal, kolaborasi antara pemerintah Indonesia dan Qatar dimulai dengan tahap awal pembangunan 50.000 unit hunian yang berdiri di atas lahan KAI, dan menjadi salah satu kawasan transit oriented development (TOD) baru di Kampung Bandan.
Dalam rangka merealisasikan proyek ini, Al Qilaa membentuk konsorsium dengan mitra lokal dan internasional. Konsorsium tersebut termasuk Kementerian PKP, Bank BTN, serta Lembaga Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara).
(chd/wur)