Mendekati AS, RI Juara 2 Dunia Pemilik 'Harta Karun Emas Uap'
Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia membeberkan, Indonesia saat ini menempati posisi kedua terbesar potensi panas bumi di Dunia. Saat ini, Indonesia memiliki kapasitas terpasang sebesar 2,7 Giga Watt (GW), atau di bawah Amerika Serikat (AS) sebesar 3,6 GW.
Bahlil menyebutkan potensi 'emas uap' yang dimiliki Indonesia sayangnya belum memaksimalkan potensi tersebut secara maksimal. Hanya 10% dari total potensi panas bumi yang sudah dikelola dalam negeri.
"Dan dari sini, baru kurang lebih sekitar 10% yang bisa kita kelola. Artinya, masih ada 90% potensi," kata Bahlil dalam acara 11th Indonesia International Geothermal Convention & Exhibition (IIGCE), di Jakarta, Rabu (17/9/2025).
Potensi panas bumi di Indonesia juga dinilai memiliki nilai ekonomi yang menjanjikan. Bahkan panas bumi disebut sebagai 'emas uap'. "Makanya, barang ini seperti emas, namanya emas uap. Ini, emas uap," tegasnya.
Namun, pengelolaan potensi panas bumi tidak semudah membalik telapak tangan. Bahlil menyebutkan terdapat berbagai hambatan struktural dan regulasi yang menyulitkan investor. Salah satu fokus pihaknya saat ini adalah memangkas aturan yang tumpang tindih agar investasi di sektor panas bumi menjadi lebih menarik.
"Maka, program kami waktu satu tahun kemarin adalah memangkas berbagai tahapan regulasi yang menghambat proses percepatan dalam bidang geothermal. Kita memangkas semuanya," tambahnya.
Nantinya, hasil listrik tenaga panas bumi akan langsung diserap oleh PLN atau industri besar yang membutuhkan energi bersih dalam proses hilirisasi. "Kalian cukup datang bawa modal, bawa teknologi. Market-nya langsung PLN, kan," tandasnya.
(pgr/pgr)