Bos Danantara Sebut RI Mau Akuisisi 12% Saham Freeport, Gratis!

Emir Yanwardhana, CNBC Indonesia
Selasa, 16/09/2025 18:16 WIB
Foto: CEO Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara Indonesia), Rosan Perkasa Roeslani melakukan pertemuan dengan perusahaan kimia milik Berkshire Hathaway, Lubrizol, membahas arah pembangunan Indonesia menuju 2030. (Instagram/rosanroeslani)

Jakarta, CNBC Indonesia - CEO Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara) Rosan Perkasa Roeslani menyebut rencana penambahan saham lebih dari 10% Indonesia di PT Freeport Indonesia (PTFI) hampir rampung. Bahkan, pihaknya menargetkan tambahan saham Indonesia di PT Freeport Indonesia ini bisa mencapai 12%.

Ia pun memastikan pemerintah tidak akan mengeluarkan dana sedikitpun untuk rencana penambahan saham lebih dari 10% tersebut.

"Free of charge, mantep kan," kata Rosan ditemui di Istana Negara, Jakarta, Selasa (16/9/2025).


Rosan menargetkan, pemerintah dapat menambah kepemilikan saham di PTFI sebesar 12%. Namun, proses ini masih menunggu arahan lebih lanjut dari Presiden Prabowo Subianto.

"Dalam waktu dekat sedang menunggu arahan dari Bapak Presiden," kata Rosan.

"Saya target malah 12%," ujarnya saat ditanya apakah Presiden setuju akuisisi saham PTFI ini lebih dari 10%.

Sebelumnya, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menjelaskan bahwa penambahan saham lebih dari 10% tersebut diputuskan dalam rapat terbatas (ratas) yang dipimpin oleh Presiden Prabowo Subianto.

Meski demikian, Bahlil belum dapat memastikan secara pasti berapa persen penambahan saham Freeport yang dimaksud. Adapun, jumlah pastinya akan diumumkan setelah proses perpanjangan ditandatangani.

Hanya saja, ia menilai untuk porsi kepemilikan lebih dari 10 persen, biayanya sangat murah karena valuasi asetnya sudah sangat tipis. Mengingat, Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) PTFI hanya berlaku hingga tahun 2041, dan perhitungannya saat ini masih dalam proses.

"Karena valuasi asetnya kan kita anggap itu sudah nilai bukunya sangat tipis sekali. Tetapi itu kan terjadi untuk sampai dengan 2041. Dan sekarang perhitungannya lagi di jalan," kata Bahlil usai rapat terbatas di Istana Negara, Jakarta, Senin (15/9/2025).

Di samping itu, ia mengungkapkan bahwa Prabowo telah memintanya untuk mempercepat komunikasi dengan pihak Freeport sehingga proses penambahan saham segera rampung.

"Nah saya diminta untuk bisa melakukan komunikasi percepatan dan kalau itu sudah fix, Insya Allah Freeport akan kita mempertimbangkan untuk melakukan kelanjutan daripada kontrak," ujar Bahlil.

Seperti diketahui, pada 2018 lalu Indonesia resmi menjadi pemegang saham mayoritas PT Freeport Indonesia sebesar 51,23% melalui Holding Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Pertambangan MIND ID atau sebelumnya atas nama PT Inalum (Persero).

Adapun nilai akuisisi untuk menjadi pemegang saham mayoritas Freeport ini mencapai US$ 3,85 miliar atau setara Rp 55,8 triliun saat itu. Akuisisi ini menandai peningkatan kepemilikan Indonesia di PTFI dari semula hanya 9,36% menjadi 51,23%. Sementara 48,77% saham lainnya dimiliki oleh perusahaan tambang asal Amerika Serikat (AS), Freeport-McMoRan (FCX).


(ven/wia)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Bahlil Buka Suara Soal Tambang Freeport Berhenti Sementara