Internasional

Israel Menggila Serang Qatar, Negara Arab-Islam Kompak Ancam Begini

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
15 September 2025 15:50
Perdana Menteri dan Menteri Luar Negeri Qatar, Sheikh Mohammed bin Abdulrahman bin Jassim Al-Thani, menghadiri pertemuan tingkat menteri persiapan KTT darurat Arab-Islam di Doha, Qatar, 14 September 2025. Kementerian Luar Negeri Qatar/Handout via REUTERS.
Foto: via REUTERS/Qatar Ministry of Foreign Affair

Jakarta, CNBC Indonesia - Para pemimpin negara-negara Arab dan Islam berkumpul di Doha, Qatar, untuk menggelar KTT darurat yang diadakan sebagai respons atas serangan Israel terhadap Qatar. Dalam draf resolusi yang beredar, para pemimpin akan mengeluarkan peringatan keras bahwa serangan Israel dan "tindakan permusuhan" lainnya mengancam prospek perdamaian dan normalisasi hubungan di kawasan.

Sebuah kutipan dari draf resolusi yang disusun oleh para Menteri Luar Negeri sebelum KTT menunjukkan bahasa yang sangat tegas. Bahkan, mereka mengancam upaya normalisasi yang saat ini dilakukan Israel kepada negara-negara Arab.

"Serangan brutal Israel terhadap Qatar dan kelanjutan tindakan permusuhan Israel, termasuk genosida, pembersihan etnis, kelaparan, pengepungan, serta aktivitas kolonisasi dan kebijakan ekspansi, mengancam prospek perdamaian dan koeksistensi di kawasan," tulis draft itu dikutip Reuters.

"Tindakan-tindakan ini mengancam semua yang telah dicapai dalam jalur normalisasi hubungan dengan Israel, termasuk perjanjian-perjanjian yang ada saat ini dan di masa depan."

KTT ini diselenggarakan sebagai bentuk dukungan terhadap Qatar setelah serangan udara Israel pada 9 September lalu yang menargetkan pemimpin kelompok militan Palestina, Hamas, yang bermukim di negara Teluk tersebut. Serangan ini, yang menurut Hamas menewaskan lima anggotanya namun tidak melukai pimpinannya, telah mendorong negara-negara Teluk yang bersekutu dengan AS untuk bersatu.

Kejadian ini juga menambah ketegangan dalam hubungan antara Uni Emirat Arab (UEA) dan Israel, yang menormalisasi hubungan pada tahun 2020.

Serangan Israel terhadap Qatar terjadi di tengah pertempuran yang sedang berlangsung di Gaza. Israel telah membela tindakannya, menolak tuduhan genosida, dan menyatakan bahwa serangan tersebut menargetkan teroris.

Menanggapi kecaman global atas serangan tersebut, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu terus menekan Qatar atas kehadiran para pemimpin Hamas di wilayahnya. Ia juga memperingatkan Doha pada hari Rabu untuk mengusir pejabat Hamas atau "membawa mereka ke pengadilan, karena jika tidak, kami yang akan melakukannya".

Netanyahu kemudian mengatakan pada hari Sabtu bahwa mengusir para pemimpin Hamas yang tinggal di Qatar akan menghilangkan hambatan utama untuk membebaskan para sandera yang masih ditahan oleh kelompok tersebut di Gaza dan mengakhiri perang.

Namun, bagi negara-negara Arab dan Islam, serangan ini merupakan pelanggaran kedaulatan yang serius dan eskalasi yang berbahaya. Perdana Menteri Qatar, Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al-Thani, yang juga menjabat sebagai Menteri Luar Negeri, menyebut serangan tersebut sebagai "barbarik" dan mendesak tindakan tegas sebagai respons. 

"Serangan Israel tidak akan menghentikan upaya mediasi Doha dalam konflik di Gaza," tambahnya.


(tps/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Presiden Muslim Ini Mau Ketemu Netanyahu, Normalisasi dengan Israel?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular