RI Diperkirakan Butuh Tambahan Impor BBM 1,4 Juta KL

Firda Dwi Muliawati, CNBC Indonesia
Jumat, 12/09/2025 18:20 WIB
Foto: REUTERS/Lucas Jackson/

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebut badan usaha penyedia Bahan Bakar Minyak (BBM) diperkirakan membutuhkan tambahan impor BBM sebesar 1,4 juta kilo liter (KL) hingga akhir 2025.

Jumlah tersebut terhitung dari proyeksi kebutuhan BBM, baik PT Pertamina (Persero) maupun badan usaha swasta penyedia BBM dalam negeri, seperti Shell Indonesia, BP-AKR, maupun Vivo Energy.

Wakil Menteri ESDM Yuliot Tanjung mengatakan, pihaknya meminta data detail terkait hal tersebut.


"Ini data-datanya itu kita minta detailkan. Karena pemerintah dalam memberikan persetujuan itu sampai dengan akhir tahun kebutuhannya kira-kira berapa. Ya kemudian ini kan per badan usaha. Jadi untuk per badan usaha kita juga harus detailkan," kata Yuliot ditemui di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (12/9/2025).

Menurutnya, bila tambahan impor tersebut disetujui, itu akan dilakukan "hanya" dari satu pintu.

"Jadi jangan sampai apa yang sudah diberikan itu tidak mencukupi ada permasalahan-permasalahan dalam implementasinya," ujar Yuliot.

Kemungkinan besar, tambahan impor BBM ini akan dilakukan dari Amerika Serikat, sejalan dengan komitmen Indonesia untuk mengimpor komoditas minyak dan gas bumi (migas) dari Amerika Serikat (AS).

"Ini kan ada berapa perusahaan AS kan, itu tinggal kesepakatan kita perusahaan AS yang melakukan pengadaan harus, ya misalnya ExxonMobil, itu kan ini kan perusahaan AS. Ya kemudian Chevron, itu kan merupakan AS. Jadi dari manapun mereka melakukan pengadaan, itu terserah. Tetapi ini dicatatkan sebagai trade balance kita dengan Amerika," tandasnya.


(wia)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Kementerian ESDM Usulkan Pagu Indikatif 2026 Hingga Rp 21,66 T