AS Buka Perang Baru, Serang Kapal Negara Ini-11 Warga Sipil Tewas
Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah Venezuela membantah klaim Amerika Serikat (AS) bahwa 11 orang yang tewas dalam insiden penembakan kapal di Karibia pekan lalu adalah anggota geng kriminal Tren de Aragua. Menteri Dalam Negeri Venezuela Diosdado Cabello menegaskan korban bukan pengedar narkoba.
"Mereka secara terbuka mengakui telah membunuh 11 orang," kata Cabello dalam siaran televisi pemerintah, dikutip Reuters, Jumat (12/9/2025).
"Kami melakukan investigasi, ada keluarga yang mencari kerabat mereka, dan tidak satu pun dari mereka terkait Tren de Aragua atau perdagangan narkoba. Ini adalah pembunuhan terhadap warga sipil dengan kekuatan mematikan," tambahnya.
Insiden bermula ketika kapal yang diduga membawa narkotika ditembaki militer AS setelah berbalik arah ke pantai. Namun, Cabello mempertanyakan dasar tuduhan Washington.
"Bagaimana mereka mengidentifikasi? Apakah mereka punya chip, kode QR, dan dibaca dari atas dalam kegelapan?" ujarnya sinis.
Pemerintahan Donald Trump sebelumnya mengklaim kapal itu mengangkut narkoba ilegal. Juru bicara Gedung Putih Anna Kelly mengatakan "mereka adalah teroris narkotika Tren de Aragua yang berusaha membawa narkoba ke negara kita".
Ia menambahkan Presiden Trump bertindak sesuai hukum konflik bersenjata. Pentagon juga menegaskan "kartel narkoba tidak akan menemukan tempat aman".
Meski demikian, sejumlah senator AS meragukan legalitas serangan tersebut. Senator Demokrat Jack Reed menilai pemerintah gagal menunjukkan bukti.
"Angkatan bersenjata bukan lembaga penegak hukum. Mereka tidak berwenang memburu tersangka dan membunuh tanpa pengadilan," tegasnya di Senat. Senator Republik Rand Paul juga menilai tindakan itu melanggar proses hukum.
Presiden Venezuela Nicolás Maduro menanggapi dengan mengerahkan militer, polisi, dan kelompok sipil di 284 lokasi strategis.
"Kami siap untuk pertempuran bersenjata jika perlu," ujarnya. Namun, saksi mata Reuters menyebut belum ada peningkatan signifikan pergerakan pasukan di lapangan.
AS diketahui meningkatkan operasi militernya di Karibia selatan, termasuk mengerahkan jet tempur F-35 di Puerto Riko, sebagai bagian dari kampanye melawan penyelundupan narkoba. Sementara itu, Washington telah menaikkan hadiah atas penangkapan Maduro menjadi US$50 juta atas tuduhan perdagangan narkoba, yang terus dibantah Caracas.
(luc/luc)