
Israel Bombardir Doha, Qatar Gelar Pertemuan Darurat Arab-Islam

Jakarta, CNBC Indonesia - Ketegangan di kawasan Teluk meningkat tajam setelah Qatar mengumumkan akan menjadi tuan rumah KTT Darurat Arab-Islam pada 14-15 September mendatang untuk membahas serangan udara Israel yang menargetkan pimpinan Hamas di Doha.
Pengumuman ini disampaikan Kamis (11/9/2025), melalui kantor berita resmi QNA, menyusul serangan militer Israel yang disebut Doha sebagai "tindakan pengecut" dan pelanggaran terang-terangan terhadap hukum internasional.
Pada Selasa, jet tempur Israel melancarkan serangan udara ke arah kompleks yang diduga menjadi markas Hamas di Doha. Hamas mengonfirmasi bahwa enam anggotanya tewas, sementara pimpinan utamanya selamat.
"Musuh gagal membunuh saudara-saudara kami dari delegasi perunding," kata pernyataan Hamas.
Qatar mengecam keras langkah Israel, memperingatkan tidak akan menoleransi "perilaku sembrono" tersebut.
Perdana Menteri Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani menilai serangan itu telah menghancurkan harapan untuk penyelesaian isu sandera di Gaza.
"Apa yang dilakukan Netanyahu kemarin, dia baru saja membunuh segala harapan bagi para sandera itu," ujarnya dalam wawancara dengan CNN.
Sheikh Mohammed menambahkan bahwa Doha kini sedang "meninjau ulang segalanya" terkait peran mereka dalam perundingan gencatan senjata Gaza. Ia menegaskan pihaknya tengah berdiskusi dengan Washington mengenai langkah selanjutnya setelah insiden yang belum pernah terjadi sebelumnya di wilayah kaya energi tersebut.
Adapun serangan Israel di jantung Qatar-sekutu dekat Amerika Serikat-mengejutkan kawasan yang selama ini relatif terlindungi dari konflik langsung. Insiden itu juga menimbulkan keraguan besar terhadap upaya Qatar sebagai mediator utama gencatan senjata Gaza bersama Mesir dan AS.
Situasi makin pelik karena hanya tiga bulan sebelumnya Iran meluncurkan serangan balasan ke pangkalan militer AS di Qatar, menandakan rapuhnya jaminan keamanan di kawasan Teluk.
Israel, melalui Menteri Pertahanan Israel Katz, menegaskan akan "bertindak melawan musuh di manapun mereka berada."
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu bahkan mendesak Qatar mengusir pejabat Hamas atau menindak mereka. "Karena jika kalian tidak melakukannya, kami yang akan melakukannya," kata Netanyahu.
Adapun Qatar sendiri sejak 2012 menjadi tuan rumah biro politik Hamas dengan restu Washington, dan berperan penting dalam negosiasi terkait Gaza.
(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Iran Tolak Gencatan Senjata dengan Israel, Siap Perang sampai Habis
