Purbaya Bilang Ekonomi Bisa Tumbuh 6%, Asal Swasta Memimpin

Arrijal Rachman , CNBC Indonesia
Kamis, 11/09/2025 11:11 WIB
Foto: Menteri Keuangan, (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa saat melakukan rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (10/9/2025). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa membeberkan kunci pertumbuhan ekonomi Indonesia agar bisa mencapai 6%. Untuk mencapai ini, sektor swasta harus memimpin.

Ini telah diukur dirinya dari pengalaman pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Presiden Joko Widodo. Dia menceritakan di era Presiden SBY, ekonomi RI bisa tumbuh rerata 6%. Kondisi ini bisa dicapai karena sektor swasta berkontribusi besar pada ekonomi.


Di era Presiden Jokowi, hal ini tidak terjadi karena ekonomi didorong oleh pemerintah. Makanya pertumbuhan ekonomi hanya rata-rata di bawah 5%.

"Ini sudah berdasarkan pengalaman selama ini. Kalau saya balikan, saya lihat saja zamannya Pak SBY 6% private sector. Zaman Jokowi 5%, kalau kita gabungkan gimana? pasti di atas itu" ungkapmya di DPR, dikutip Kamis (11/9/2025).

Dia yakin jika private sector atau sektor swasta dibiarkan bergerak, pertumbuhan 6% bisa tercapai meskipun tidak instan. Dia pun menilai setiap agen ekonomi, sektor swasta, memiliki otak sendiri.

"Pemerintah tidak bisa mengontrol agen ekonomi berjalan tapi saya ciptakan kondisi di mana mereka berpikir, berjalan, bisa tumbuh, bisa berbisnis dengan suasana, situasi yang ada," ujarnya.

Jika itu sudah berjalan, program-program investasi yang lain bisa didorong.

Dalam rapat ini, Purbaya menjelaskan pertumbuhan basis moneter/ base money/ uang primer (M0) pada era Prabowo rata-rata tumbuh 17% lebih. Alhasil, ini mendorong likuiditas di perbankan berlimpah dan pertumbuhan kredit ikut tumbuh pesat.

"Akibatnya, uang di sistem cukup, kredit tumbuh berapa? 22%. Jadi waktu zaman pak SBY, walaupun dia enggak bangun infrastruktur habis-habisan, private sector yang hidup yang menjalankan ekonomi. Itu berhubungan rasio tax," tegas Purbaya.

Ketika swasta yang jalan, pajak tumbuh. Saat itu, katanya, bahkan rasio pajak RI 0,6% lebih tinggi dibandingkan zaman Jokowi.

"Pada zaman Pak Jokowi uang tumbuh hanya sekitar 7% M0-nya. Bahkan di titik-titik tertentu, dua tahun sebelum krisis (Covid) itu tumbuhnya 0%," tambah Purbaya.

Menurut Purbaya, hal ini bisa terulang lagi di pemerintahan saat ini jika tidak ada kebijakan yang benar.

"Zaman Pak Prabowo juga bisa sama. Ini sekarang masih baru. Kalau pemerintahnya masih lambat belanjanya, dan mencekik perekonomian juga dari sisi lain dan moneternya juga sama, maka akan lebih buruk dibanding dua zaman sebelumnya. Dua mesin mati (mesin moneter dan mesin fiskal)," ujarnya.

Alhasil, kondisi kekeringan likuiditas membuat masyarakat tercekik. Demonstrasi, kata Purbaya, adalah efek dari tekanan berkepanjangan dari ekonomi.

"Karena kesalahan fiskal dan moneter yang sebelumnya kita kuasai," tegasnya.


(arj/haa)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Purbaya Optimis Ekonomi RI di Akhir Tahun Tumbuh Lebih Cepat