Internasional

Eropa Ngamuk ke Israel, Mau Lempar 'Serangan'-Tahan Perdagangan

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
11 September 2025 05:30
Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen, berbicara pada sidang pleno di Aula Kongres pada pertemuan tahunan ke-54 Forum Ekonomi Dunia, WEF, di Davos, Swiss, Selasa, 16 Januari 2024. (Gian Ehrenzeller/Keystone via AP)
Foto: Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen, berbicara pada sidang pleno di Aula Kongres pada pertemuan tahunan ke-54 Forum Ekonomi Dunia, WEF, di Davos, Swiss, Selasa, 16 Januari 2024. (AP/Gian Ehrenzeller)

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Komisi Uni Eropa Ursula von der Leyen mengumumkan rencana pengajuan sanksi dan penghentian sebagian perdagangan dengan Israel akibat perang berkepanjangan di Gaza.


Melansir Associated Press (AP News), langkah ini menandai perubahan sikap tajam von der Leyen, yang sebelumnya dikenal sebagai salah satu pendukung setia Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.


"Kelaparan buatan manusia tidak akan pernah bisa menjadi senjata perang. Demi anak-anak, demi kemanusiaan. Ini harus dihentikan," tegas von der Leyen saat berpidato di Parlemen Eropa, Strasbourg pada Rabu (10/9). Pernyataan ini kemudian disambut tepuk tangan meriah para anggota parlemen.


Von der Leyen juga menyatakan Komisi Eropa akan membentuk kelompok donor Palestina bulan depan yang difokuskan pada rekonstruksi Gaza.


"Peristiwa di Gaza dan penderitaan anak-anak serta keluarga telah mengguncang hati nurani dunia," tambahnya.


Rencana ini memperlihatkan Uni Eropa semakin tegas terhadap Israel, meski 27 negara anggotanya masih terpecah dalam menyikapi konflik. Belum jelas apakah mayoritas anggota akan mendukung sanksi dan langkah perdagangan tersebut.


Selain itu, von der Leyen menegaskan dukungan bilateral yang diberikan Komisi Eropa kepada Israel akan ditangguhkan. "Kami akan menghentikan semua pembayaran di bidang-bidang ini, tanpa memengaruhi pekerjaan kami dengan masyarakat sipil Israel atau Yad Vashem," ujarnya.


Hingga kini, Israel belum memberikan tanggapan resmi atas langkah Uni Eropa tersebut.


Situasi Gaza Memburuk


Pernyataan von der Leyen muncul sehari setelah militer Israel memperingatkan warga Kota Gaza untuk segera mengungsi. Israel menyebut wilayah tersebut sebagai benteng terakhir Hamas, di mana ratusan ribu orang masih menghadapi ancaman kelaparan.


Menurut data PBB, sekitar 1 juta warga Palestina atau setengah populasi Gaza, berada di Gaza utara. Sebagian besar telah berpindah berkali-kali dan kini tidak yakin apakah mengungsi ke selatan akan lebih aman.


Perang Gaza sendiri telah berlangsung mendekati dua tahun sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 yang menewaskan 1.200 orang di Israel dan menculik 251 orang. Hingga kini, 48 sandera masih ditahan di Gaza, dengan 20 di antaranya diyakini masih hidup.


Sebagai balasan, serangan Israel telah menewaskan lebih dari 64.000 warga Palestina, menurut Kementerian Kesehatan Gaza. PBB menyebut data tersebut sebagai statistik paling andal sejauh ini, dengan sekitar separuh korban merupakan perempuan dan anak-anak.


Sekitar 90% dari 2 juta penduduk Gaza kini mengungsi, sementara sebagian besar kota besar di wilayah tersebut hancur total akibat serangan militer Israel.


(tfa/tps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Eropa Pecah! Negara NATO Ini Mau Tumbangkan Bos Uni Eropa

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular