Internasional

Berani! Negara Eropa Ini Hukum Israel karena Gaza, 'Bom' Larangan Ini

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
01 August 2025 10:00
In this Aug. 12, 2016 photo, tourists and residents walk over Tromostovje bridges in downtown Ljubljana, Slovenia. Over the past two decades since Melanija Knavs, who later changed her name to Melania Knauss, left her native Slovenia and married American billionaire Donald Trump after pursuing an international modeling career, Ljubljana has turned from a gray and drab place with almost no night life, into a lively and picturesque city filled with restaurants, cafes and night clubs packed with foreigners. (AP Photo/Darko Bandic)
Foto: Ljubljana, Slovenia (AP/Darko Bandic)

Jakarta, CNBC Indonesia - Slovenia pada hari Kamis (31/7/2025) mengumumkan akan melarang semua perdagangan senjata dengan Israel terkait perang di Gaza. Langkah ini disebut sebagai yang pertama dilakukan oleh sebuah negara Uni Eropa.


Pemerintah Slovenia, yang sering kali mengkritik Israel atas konflik tersebut, tahun lalu telah mengakui negara Palestina sebagai bagian dari upaya untuk mengakhiri pertempuran di Gaza sesegera mungkin. Ljubljana mengatakan manuver ini diambil tanpa tekanan apapun.


"Slovenia adalah negara Eropa pertama yang melarang impor, ekspor, dan transit senjata ke dan dari Israel," kata pemerintah dalam sebuah pernyataan pada Kamis malam.


Pemerintah Slovenia menyatakan bahwa mereka mengambil langkah ini secara independen. Hal ini dilakukan karena blok Uni Eropa tidak dapat mengadopsi langkah-langkah konkret karena perselisihan dan perpecahan internal.


Ditambahkan pula bahwa pemerintah belum mengeluarkan izin apa pun untuk ekspor senjata dan peralatan militer ke Israel sejak Oktober 2023 karena adanya konflik.


Awal Juli ini, Slovenia, juga sebagai yang pertama di Uni Eropa, melarang dua menteri sayap kanan Israel masuk ke negaranya. Pada Juni 2024, Parlemen Slovenia mengesahkan dekrit yang mengakui negara Palestina, mengikuti jejak Irlandia, Norwegia, dan Spanyol.

Langkah ini sebagian besar didorong oleh kecaman terhadap pengeboman Israel di Gaza setelah serangan Hamas pada 7 Oktober 2023, yang hingga saat ini terus terjadi dan menewaskan sekitar 60 ribu warga sipil wilayah kantong Palestina itu.


(tps/tps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Misteri Hilangnya Patung Melania Trump, Siapa yang Berani Curi?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular