Pemerintah Resmikan Pembangunan Proyek Baru, Sumber Energi Masa Depan!
Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan PT Pertamina (Persero) melakukam peletakan batu pertama atau groundbreaking pembangunan proyek energi masa depan yaitu hidrogen hijau di Ulubelu, Lampung.
Proyek hidrogen hijau ini berasal dari uap panas bumi milik PT Pertamina Geotherma Energy Tbk (PGEO).
Wakil Menteri ESDM, Yuliot Tanjung menyatakan, pemanfaatan panas bumi sebagai energi primer untuk memproduksi hidrogen hijau adalah langkah strategis yang menempatkan Indonesia selangkah lebih dekat dengan tujuan ketahanan energi nasional.
"Green Hydrogen diyakini akan menjadi game changer dalam transisi energi global karena sifatnya yang fleksibel dan dapat menjadi komoditas ekspor di masa depan," ujar Yuliot, dikutip Rabu (10/9/2025).
Lebih dari sekadar infrastruktur, proyek di Ulubelu ini dirancang sebagai laboratorium energi bersih sehingga operasi dari empat unit PLTP di Ulubelu--kapasitas total 220 MW--tidak menambah emisi karbon. Sebuah tempat di mana teknologi diuji, pengalaman diraih, dan pembelajaran diperoleh untuk kemudian direplikasi di berbagai wilayah Indonesia.
Tak hanya itu, kegiatan operasional telah mengikuti operasi standar Health, Safety, Security, and Environment (HSSE) Pertamina Group dan diawasi ketat sesuai regulasi pemerintah, sehingga fasilitas ini diposisikan aman dan ramah lingkungan.
"Saya yakin, pengalaman dan pembelajaran dari proyek ini akan menjadi best practice dan referensi untuk direplikasikan di wilayah lain," tutur Yuliot.
Proyek pilot hidrogen hijau di Ulubelu bertujuan sebagai tempat uji kelayakan komersial. Mulai dari biaya, efisiensi teknologi, hingga model bisnis. Meskipun biayanya kini lebih tinggi ketimbang hidrogen fosil (grey hidrogen), upaya peningkatan skala dan kebijakan diharapkan menurunkan biaya hidrogen hijau agar lebih kompetitif.
Pemilihan Ulubelu bukan tanpa alasan. Infrastruktur panas bumi yang sudah mapan, pasokan listrik bersih yang stabil, ketersediaan cooling tower untuk kondensat, serta posisi yang dekat dengan jalur distribusi Sumatera-Jawa membuat lokasi ini cocok untuk menguji integrasi hidrogen ke jaringan energi dan pasar industri.
Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Simon Aloysius Mantiri melihat langkah ini sebagai tonggak sejarah bukan hanya bagi perusahaan, tapi juga untuk bangsa. "Dari Ulubelu, kita menunjukkan kepada dunia bahwa transisi energi bisa diwujudkan dengan mengandalkan kekuatan energi bersih dari tanah air sendiri," ujar Simon.
Di sisi lain, dibalik jargon teknologi dan angka investasi, Ulubelu menyimpan makna yang lebih sederhana: gotong royong. Proyek ini dirancang memupuk harapan masyarakat yang tinggal di sekitar lereng-lereng bukit. "Saya berharap semua pihak bekerja dengan dedikasi dan semangat kebersamaan. Green Hydrogen Plant ini harus menjadi simbol kemajuan bangsa," pesan Yuliot.
Harapan pemerintah, Ulubelu tidak lagi hanya dikenal sebagai penghasil listrik dari panas bumi, melainkan juga sebagai pionir energi hijau Indonesia. Dari perut bumi, lahir energi masa depan yang diharapkan mampu memperkuat arah transformasi portofolio energi bersih nasional.
(pgr/pgr)