
Wamendag Ungkap Pengusaha Otomotif-Sepatu RI Ramai-Ramai Incar Chile

Jakarta, CNBC Indonesia - Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) RI Dyah Roro Esti mengungkapkan, pemanfaatan Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Chile (IC-CEPA) oleh eksportir Indonesia meningkat signifikan dan memacu peningkatan ekspor produk Indonesia.
"Hal ini ditunjukkan dengan peningkatan penerbitan sertifikat asal sebesar 48% pada tahun 2024 dibandingkan tahun sebelumnya. Dengan produk otomotif, alas kaki, kertas, minyak nabati, dan mesin sebagai kontributor utama pertumbuhan ini," ujar Dyah Roro dalam Seminar Chile-Indonesia Trade Engagement di Jakarta, Senin (8/9/2025).
"Implementasi IC-CEPA telah membawa manfaat nyata, tercermin dari pertumbuhan rata-rata perdagangan bilateral tahunan dari sekitar US$304 juta sebelum perjanjian menjadi US$446 juta pada periode pascaimplementasi," tambahnya.
Tahun ini, Indonesia dan Chile juga akan melanjutkan analisis terhadap IC-CEPA untuk penyempurnaan. Roro mengatakan, komponen tambahan akan didorong, termasuk integrasi kewirausahaan perempuan ke dalam perjanjian.
"Kami memahami bahwa tahun ini, tepatnya tahun 2025, kami akan melanjutkan analisis tentang CEPA Indonesia-Chile dan melihat bagaimana kami dapat menyempurnakannya dengan mendorong dan menerapkan komponen-komponen tambahan," ujarnya.
Selain perdagangan barang, peluang kolaborasi di sektor jasa semakin terbuka setelah Indonesia meratifikasi Protokol Perdagangan dan Jasa di bawah IC-CEPA. Protokol ini memperluas kerja sama di bidang arsitektur, teknik, konstruksi, telekomunikasi, distribusi, pariwisata, hingga konektivitas dan pertumbuhan berkelanjutan.
"Dan sebelumnya, percakapan kami terkait berbagai sektor lain yang kami yakini dapat membantu meningkatkan kinerja perdagangan kami ke depannya, baik di sektor mineral maupun energi. Indonesia sangat terbuka untuk melihat bagaimana kita dapat berkolaborasi lebih lanjut," tutur Roro.
Ia menekankan, pembangunan berkelanjutan menjadi fokus penting Indonesia di bawah pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.
"Mempertimbangkan tujuan kami untuk menciptakan masa depan yang berkelanjutan bagi semua, Presiden Prabowo sangat gigih dan fokus, serta program-program yang ditujukan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia kita melalui pendidikan, layanan kesehatan, dan sebagainya, serta mendorong pertumbuhan ekonomi melalui berbagai sektor, sekaligus menciptakan masa depan yang berkelanjutan," ucapnya.
Dengan dasar itu, Indonesia melihat kolaborasi dengan Chile di sektor energi dan hijau sangat strategis. "Jadi, lingkungan juga memainkan peran penting dalam pembangunan kita. Dengan memahami hal ini sebagai dasar, saya pikir segala bentuk kolaborasi, khususnya, misalnya, di sektor energi dan sektor-sektor lain yang serupa, adalah sesuatu yang kami harapkan dapat ditingkatkan," tambah Roro.
Lebih jauh, Roro mengungkapkan harapan agar momentum hubungan bilateral semakin kuat dengan agenda diplomasi tingkat tinggi. Yang mana, pada November mendatang Presiden Chile, Gabriel Boric diagendakan akan melakukan kunjungan ke Indonesia.
"Kami juga menyambut baik kemungkinan kunjungan Presiden Chile, Gabriel Boric, ke Indonesia pada bulan November. Kami berharap dapat melihat hal ini terjadi, dan kami juga menantikannya," kata dia.
Dalam kesempatan yang sama, General Director ProChile Ignacio Fernández mengajak para pemangku kepentingan Indonesia untuk mengeksplorasi bagaimana cita rasa dan kepercayaan dapat membentuk masa depan perdagangan.
Pada semester pertama 2025, katanya, nilai ekspor Chile ke dunia mencapai hampir US$52 juta, meningkat 9,2% dibandingkan periode yang sama tahun 2024, dengan lebih dari setengahnya menjangkau negara-negara Asia. Produk ekspor utama mencakup buah segar (fresh fruit) dan kerang (mussels), yang menunjukkan kelebihan Chile dalam mengekspor produk pangan berkualitas tinggi dan berkelanjutan.
Ekspor jasa juga mencatat rekor tertinggi, mencapai hampir US$1,6 miliar di angka ekspor global. Nilai ekspor ke Indonesia pada paruh pertama tahun ini baru mencatat sekitar US$35 juta, menunjukkan adanya potensi besar untuk peningkatan di perdagangan bilateral.
"Bagi Chile, memperkuat perdagangan dengan negara-negara ASEAN, khususnya dengan Indonesia, merupakan prioritas utama, seiring upaya kami mendiversifikasi pasar ekspor Chile, terutama untuk produk pangan yang sehat, aman, dan diproduksi secara berkelanjutan, wine berkualitas tinggi, hingga meluas ke sektor jasa, teknologi, dan seni," kata Ignacio.
"Saat ini, negara-negara ASEAN menerima kurang dari 2% dari total ekspor kami. Untuk Indonesia, nilai ekspor kami mencapai sekitar US$1,8 miliar pada tahun 2024. Kami yakin hubungan ini memiliki potensi yang sangat besar untuk berkembang," sambungnya.
(dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Perang Dagang Masih Panas, AS-China Cari Solusi sampai ke London
