Dapat Tarif Dagang 15% Dari Trump, Posisi PM Jepang Terancam

Zefanya Aprilia, CNBC Indonesia
06 September 2025 20:45
Perdana Menteri Jepang Shigeru Ishiba tiba untuk pertemuan dengan anggota komunitas Peru-Jepang di Asosiasi Jepang Peru (APJ) di Lima, pada 17 November 2024. (Photo by ERNESTO BENAVIDES / AFP)
Foto: Perdana Menteri Jepang Shigeru Ishiba tiba untuk pertemuan dengan anggota komunitas Peru-Jepang di Asosiasi Jepang Peru (APJ) di Lima, pada 17 November 2024. (AFP/ERNESTO BENAVIDES)

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden AS Donald Trump menandatangani perintah eksekutif pada hari Kamis di Amerika Serikat untuk menerapkan kesepakatan dagang dengan Jepang, dengan tarif dasar 15% untuk sebagian besar barang Jepang, termasuk otomotif.

Mengutip CNBC, kesepakatan tersebut telah dicapai pada bulan Juli setelah berbulan-bulan negosiasi, dengan Washington dan Tokyo terus menawar detailnya selama berminggu-minggu sebelum ditandatangani.

Sebagai bagian dari kesepakatan tersebut, Tokyo setuju untuk berinvestasi sebesar US$ 550 miliar dalam proyek-proyek yang dipilih oleh pemerintah AS. Selain itu, meningkatkan pembelian produk pertanian Amerika, seperti jagung dan kedelai, serta pesawat komersial dan peralatan pertahanan buatan AS.

Sekutu AS di Asia tersebut juga akan menawarkan "pembukaan terobosan dalam akses pasar" di sektor manufaktur, kedirgantaraan, pertanian, dan otomotif, sebagaimana tertera dalam perintah pada hari Kamis tersebut. Kesepakatan yang dicapai pada bulan Juli tersebut mencakup pembelian 100 pesawat Boeing oleh Jepang, impor beras AS yang 75% lebih tinggi, dan produk pertanian dan tanaman pangan senilai US$ 8 miliar.

Menurut perintah eksekutif tersebut, Washington akan menerapkan tarif dasar sebesar 15% untuk hampir semua impor Jepang, dengan pungutan khusus sektor terpisah untuk mobil dan suku cadangnya (juga 15%), produk kedirgantaraan, produk farmasi generik, dan sumber daya alam.

Perintah yang dikeluarkan pada hari Kamis tersebut mencegah penerapan tarif khusus negara yang diberlakukan Trump di atas pungutan yang sudah ada. Tarif yang lebih rendah akan berlaku surut untuk barang-barang Jepang untuk konsumsi atau ditarik dari gudang untuk konsumsi pada atau setelah pukul 12.01 pagi waktu timur pada tanggal 7 Agustus 2025. Sedangkan keringanan tarif untuk mobil akan berlaku efektif setelah tujuh hari.

Adapun kampanye tarif global Trump telah mengacaukan rantai pasokan global, khususnya sektor otomotif Jepang secara mendalam. Bulan lalu, Toyota memperingatkan bahwa mereka memperkirakan kerugian hampir US$ 10 miliar karena tarif Trump untuk mobil membebani penjualannya ke AS, yang memaksanya untuk memangkas proyeksi laba operasional setahun penuh sebesar 16%.

Tarif juga diperkirakan akan berdampak pada para pesaing, dengan laba sebelum pajak Ford yang telah disesuaikan dilaporkan turun US$ 3 miliar. Sementara GM memproyeksikan kerugian US$ 4 miliar hingga US$ 5 miliar untuk tahun ini.

Kyoto News melaporkan, negosiator perdagangan utama Jepang, Ryosei Akazawa yang berada di Washington, menyampaikan surat dari Perdana Menteri Jepang Shigeru Ishiba yang mengundang Trump untuk mengunjungi negaranya. Pejabat Jepang tersebut dilaporkan telah membatalkan kunjungannya ke AS bulan lalu karena beberapa poin penting memerlukan "diskusi teknis lebih lanjut."

Penyelesaian kesepakatan AS-Jepang ini terjadi di tengah meningkatnya tekanan politik terhadap pemimpin Jepang di dalam negeri. Partai Demokrat Liberal (LDP) yang berkuasa awal pekan ini merilis laporan yang telah lama ditunggu-tunggu tentang alasan mereka kehilangan kursi dalam pemilihan majelis tinggi pada bulan Juli.

Laporan tersebut mengaitkan kekalahan tersebut dengan kurangnya daya tarik bagi langkah-langkah partai yang bertujuan untuk mengendalikan inflasi, skandal politik sebelumnya, dan lemahnya mobilisasi pemilih muda.

Laporan media lokal menunjukkan banyak anggota kunci LDP telah mengisyaratkan niat mereka untuk mengundurkan diri kepada perdana menteri, sementara Ishiba mengatakan ia berniat untuk tetap bertahan di tengah desakan internal partainya untuk memilih pemimpin lain.

Meskipun laporan tersebut tidak menyebutkan nama individu, laporan tersebut mengisyaratkan "tuduhan implisit terhadap kepemimpinan Ishiba di partai. Hal itu dikatakan oleh James Brady, wakil presiden konsultan politik Teneo.

Para analis di Eurasia Group dalam sebuah laporan pada hari Jumat menyatakan bahwa Ishiba kemungkinan besar tidak akan lolos dari tantangan dari internal partai pada Senin depan, ketika pemungutan suara mengenai apakah akan memajukan pemilihan pemimpin diperkirakan akan berlangsung.

"Kinerja buruk Ishiba sebagai pemimpin partai dalam pemilihan majelis rendah dan tinggi serta berbagai peristiwa dalam beberapa hari terakhir, termasuk pengumuman dukungan mantan perdana menteri Aso Taro terhadap pemilihan khusus, telah membalikkan keadaan yang merugikan Ishiba," kata para analis. Mereka memprediksi peluang kekalahan Ishiba sebesar 60% dalam pemilihan, dengan kemungkinan ia mengundurkan diri sebelum pemungutan suara berlangsung karena ketidakpuasan internal yang meningkat.


(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Terungkap, Ini Alasan Nissan Bakal PHK 10 Ribu Karyawan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular