
Perdana Menteri Jepang Shigeru Ishiba Mau Mengundurkan Diri, Kenapa?

Jakarta, CNBC Indonesia - Perdana Menteri (PM) Jepang Shigeru Ishiba dikabarkan akan mengundurkan diri pada akhir bulan depan, menyusul kekalahan telak koalisi pemerintah dalam pemilu majelis tinggi yang digelar Minggu lalu.
Melansir Reuters, kekalahan ini menyebabkan pemerintahan Ishiba kehilangan mayoritas, memicu spekulasi tentang suksesi di internal Partai Demokrat Liberal (LDP) yang berkuasa.
Menurut laporan harian Yomiuri Shimbun, Ishiba telah memberi tahu rekan-rekan dekatnya pada Selasa (22/7/2025) malam bahwa ia siap bertanggung jawab atas kekalahan pemilu, namun akan menunda pengunduran diri hingga kesepakatan dagang penting dengan Amerika Serikat (AS) rampung.
Ishiba sebelumnya menyatakan akan tetap menjabat untuk sementara waktu demi melanjutkan implementasi kesepakatan tarif dengan AS dan mengatasi tekanan ekonomi domestik.
Adapun Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan kesepakatan tarif dengan Jepang yang diklaim akan menjadi salah satu perjanjian perdagangan terbesar sepanjang sejarah hubungan kedua negara.
Dalam pernyataan yang diunggah melalui platform Truth Social pada Selasa (22/7/2025) waktu setempat, Trump mengungkap bahwa Amerika Serikat dan Jepang telah mencapai kesepakatan yang mencakup pengenaan tarif timbal balik sebesar 15% untuk produk-produk Jepang yang masuk ke pasar AS.
Sebelumnya, Trump mengancam akan menaikkan tarif tersebut hingga 25% mulai 1 Agustus jika tidak tercapai kesepakatan.
"Saya tidak bisa mengatakannya sampai saya memeriksa hasil perjanjian tersebut," kata Ishiba kepada wartawan di Tokyo, Rabu (23/7/2025).
Langkah mundur Ishiba, yang baru menjabat kurang dari setahun, diperkirakan akan membuka jalan bagi perebutan kursi kepemimpinan di internal LDP. Sejumlah analis menilai kekalahan pemilu LDP kali ini diperparah oleh bangkitnya partai-partai baru, terutama dari sayap kanan.
Salah satu kekuatan baru yang menarik perhatian adalah partai sayap kanan "Japanese First" Sanseito, yang berhasil meningkatkan jumlah kursinya di majelis tinggi dari satu menjadi 14. Partai ini menggaet pemilih dengan agenda populis, seperti pembatasan imigrasi, pemangkasan pajak, dan bantuan langsung kepada rumah tangga terdampak inflasi.
Ishiba sendiri naik ke pucuk pimpinan LDP tahun lalu setelah mengalahkan tokoh konservatif garis keras Sanae Takaichi dalam pemilihan internal partai. Rencananya, ia akan bertemu pimpinan LDP hari ini untuk membahas hasil pemilu dan langkah politik selanjutnya.
(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Prabowo Bocorkan Jadwal Pertemuan dengan Trump: Ngeri Diajak Main Golf
