Ekspor Batu Bara RI Turun, Ini Sebabnya

Verda Nano Setiawan, CNBC Indonesia
Kamis, 04/09/2025 10:20 WIB
Foto: Sejumlah perahu tongkang batu bara melintas di Sungai Mahakam, Kota Samarinda, Kalimantan Timur, Rabu (24/7/2024). Sungai Mahakam berfungsi sebagai jalur pengangkutan batu bara. Setiap hari di sungai ini dipadati tongkang yang membawa muatan batu bara. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan penyebab anjloknya ekspor batu bara Indonesia ke negara tujuan utama seperti China dan India.

Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara (Dirjen Minerba) Kementerian ESDM Tri Winarno membeberkan penurunan ekspor tersebut terjadi seiring dengan meningkatnya kapasitas produksi batu bara di kedua negara tersebut.

"Terkait dengan anjloknya, itu China dan India memang kapasitas produksinya naik. Nah, sedangkan kita ekspor utamanya ke kedua negara itu," kata Tri di Gedung DPR RI, dikutip Kamis (4/9/2025).


Ia lantas memandang bahwa kondisi penurunan ekspor masih tergolong wajar lantaran kondisi tersebut merupakan bagian dari siklus pasar yang memang sedang mengalami fluktuasi.

Berdasarkan data Minerba One Data Indonesia (MODI) per 4 September 2025, realisasi ekspor batu bara Indonesia tercatat sebesar 253,2 juta ton. Angka ini lebih rendah apabila dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Sebelumnya, Indonesia Mining Association (IMA) mengatakan bahwa volume ekspor batu bara Indonesia ke negara tujuan utama seperti China dan India sudah diprediksi akan mengalami penurunan. Bahkan penurunan tersebut kemungkinan berlangsung mulai tahun ini.

Direktur Eksekutif Indonesia Mining Association (IMA) Hendra Sinadia mengatakan kondisi ini terjadi seiring dengan adanya pergeseran dalam hal permintaan batu bara RI. Alih-alih menggenjot impor, negara-negara tersebut justru lebih memilih mengoptimalkan produksi batu bara dalam negeri.

Menurut Hendra, sama halnya dengan Indonesia, negara-negara tujuan ekspor juga mempunyai kepentingan untuk menggenjot ekonomi dengan memanfaatkan produksi batu bara dalam negeri. Bahkan di China sendiri, produksi batu bara dalam negeri pada tahun lalu sudah hampir 5 miliar ton.

"Jadi ya mereka berkepentingan industri batubaranya juga maju, produksi meningkat gitu karena kebutuhan energinya meningkat, nah oleh karena itu produksinya tinggi sekali," kata Hendra ditemui di Jakarta, Rabu (23/7/2025).

Di sisi lain, produksi batu bara Indonesia pada tahun lalu juga mengalami peningkatan yang signifikan. Sementara, hal tersebut tidak sebanding dengan permintaan batu bara dari negara tujuan ekspor.

"Oleh karena itu memang dari 2023 setelah covid mereda, itu memang udah diprediksi pasti akan oversupply. Nah sampai sekarang oversupply sampai tahun depan juga oversupply Jadi ekspor kita pasti akan lebih berkurang dibanding tahun lalu," kata dia.


(pgr/pgr)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Wamenkeu Anggito Bicara Tarif Royalti Batu Bara Cs di 2026