
Kim Jong Un Ajak Putri Mahkota Kumpul Bareng Xi Jinping hingga Prabowo

Jakarta, CNBC Indonesia - Kunjungan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un ke Beijing menjadi sorotan, bukan hanya karena kehadirannya dalam parade militer besar China, melainkan juga karena untuk pertama kalinya ia membawa putri remajanya dalam lawatan luar negeri.
Kemunculan sang putri makin memicu spekulasi bahwa ia sedang dipersiapkan sebagai penerus dinasti Kim di negara bersenjata nuklir tersebut.
Putri Kim, yang diyakini bernama Ju Ae, terlihat berjalan tepat di belakang ayahnya saat turun dari kereta lapis baja yang membawa mereka dari Pyongyang ke ibu kota China. Kehadiran Ju Ae di panggung internasional ini menandai debutnya di luar negeri, suatu pengalaman yang tidak pernah didapatkan ayahnya maupun bibi berpengaruhnya, Kim Yo Jong, ketika masih muda.
"Untuk saat ini, Ju Ae adalah kandidat terdepan sebagai pemimpin tertinggi Korea Utara berikutnya," ujar Michael Madden, pakar kepemimpinan Korea Utara dari Stimson Center berbasis di AS, dilansir Reuters, Rabu (3/8/2025).
"Ia sedang mendapatkan pengalaman protokoler praktis yang akan berguna baginya sebagai pemimpin masa depan atau bagian inti dari elite negara."
Adapun parade militer memperingati menyerahnya Jepang yang mengakhiri Perang Dunia II di Pasifikini juga turut dihadiri sejumlah pemimpin dunia, termasuk Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Indonesia Prabowo Subianto.
Kehidupan Pribadi Kim Jong Un
Korea Utara dikenal sangat tertutup soal kehidupan pribadi Kim Jong Un. Negara itu tidak pernah mengungkapkan nama atau usia anak-anak Kim.
Namun, intelijen Korea Selatan memperkirakan gadis itu adalah Ju Ae, sosok yang pernah disebut oleh mantan pebasket Amerika Serikat Dennis Rodman setelah kunjungan ke Pyongyang pada 2013. Rodman saat itu mengaku pernah menggendong bayi putri Kim.
Diperkirakan berusia sekitar 13 tahun, Ju Ae makin sering muncul dalam berbagai acara penting dalam negeri. Debut publiknya terjadi pada 2022 ketika ia mendampingi sang ayah dalam peluncuran rudal balistik antarbenua.
Sejak itu, ia tampil di sejumlah acara militer, ekonomi, hingga politik, termasuk dalam acara diplomatik di Kedutaan Rusia pada Mei lalu.
Rachel Minyoung Lee, peneliti lain dari Stimson Center, menilai pola kehadiran Ju Ae menunjukkan strategi yang lebih besar.
"Ruang lingkup penampilannya telah meluas dari situs-situs militer ke acara politik dan ekonomi. Jika ini bagian dari kampanye suksesi, hal ini tentu membantu karena bisa dianggap sebagai debut internasional Kim Ju Ae," katanya.
Langkah membawa anak ke luar negeri memiliki makna simbolis dalam dinasti Kim. Tidak ada bukti bahwa Kim Jong Un pernah menemani ayahnya, Kim Jong Il, dalam lawatan ke luar negeri.
Namun, Kim Jong Il sendiri pernah mendampingi kakeknya, Kim Il Sung, pendiri Korea Utara, dalam perjalanan internasional pada 1950-an.
Analis menilai pengalaman Ju Ae menyapa pemimpin asing dan kalangan elite internasional akan memperluas wawasannya sekaligus memberi pesan kuat kepada rakyat Korea Utara bahwa ia sedang dipersiapkan untuk peran besar.
"Ia sedang mendapatkan pengalaman berharga berinteraksi dengan kepemimpinan asing dan elite lainnya," kata Madden.
Meski disebut sebagai calon penerus, sejumlah pertanyaan masih muncul tentang kemungkinan Ju Ae benar-benar menduduki posisi tertinggi. Korea Utara selama ini dikuasai laki-laki, dari Kim Il Sung hingga Kim Jong Un, sementara sistem politiknya masih sangat patriarkal.
Badan intelijen Korea Selatan menyebut Ju Ae sebagai kandidat paling mungkin sejauh ini, tetapi apakah ia bisa menembus dominasi laki-laki di lingkaran kekuasaan masih belum jelas.
Rachel Lee menambahkan, terlalu dini untuk memastikan apakah kunjungan ke Beijing ini menandai suksesi resmi.
"Namun, pengalaman ini jelas dapat memperluas wawasannya. Cara media Korea Utara meliput keberadaan Ju Ae di Tiongkok akan memberikan petunjuk lebih baik," ujarnya.
(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Negara Nuklir Ini Hiperinflasi, Duit Segepok Cuma Dapat Minyak Goreng
