Sri Mulyani Kenang Lukisan yang Dijarah: Runtuh Rasa Perikemanusiaan

Arrijal Rachman, CNBC Indonesia
03 September 2025 08:50
Rapat Kabinet Merah Putih dipimpin oleh Presiden Prabowo di Istana Negera, Jakarta. (Tangkapan layar Instagram @smindrawati)
Foto: Rapat Kabinet Merah Putih dipimpin oleh Presiden Prabowo di Istana Negera, Jakarta. (Tangkapan layar Instagram @smindrawati)

Jakarta, CNBC Indonesia - Penjarahan di rumah pribadinya, Jalan Mandar, Bintaro Sektor 3A, Minggu dini hari (31/8/2025) membuat bekas luka mendalam bagi Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.

Melalui akun media sosialnya @smindrawati, Bendahara Negara itu memposting gambaran luka penjarahan terhadap dirinya dengan menggambarkan hilangnya lukisan bunga karyanya sendiri akibat dicuri penjarah berjaket merah.

"Laki-laki berjaket merah memakai helm hitam tampak memanggul Lukisan cat minyak bunga di atas kanvas ukuran cukup besar. Dia membawa jarahannya dengan tenang, percaya diri keluar dari rumah pribadi saya yang menjadi target operasi jarahan hari minggu akhir Agustus 2025 dini hari," kata Sri Mulyani dikutip dari akun instagramnya, Rabu (3/9/2025).

Seorang pria membawa lukisan bunga dari hasil jarahannya di rumah Menteri Keuangan Sri Mulyani. (Instagram/smindrawati)Foto: Seorang pria membawa lukisan bunga dari hasil jarahannya di rumah Menteri Keuangan Sri Mulyani. (Instagram/smindrawati)

Sri Mulyani mengatakan, lukisan bunga yang ia lukis sendiri 17 tahun lalu itu merupakan hasil dan simbol perenungannya serta kontemplasi diri. Lukisan yang dijarah pria berjaket merah itu ia sebut sangat pribadi layaknya rumah yang dijarah.

"Lukisan Bunga itu bagi penjarah pasti dibayangkan bernilai sekedar seperti lembaran uang. Lukisan Bunga yang saya lukis 17 tahun lalu adalah hasil dan simbol perenungan serta kontemplasi diri, sangat pribadi. Seperti rumah tempat anak-anak saya tumbuh dan bermain, sangat pribadi dan menyimpan kenangan tak ternilai harganya," ujar Sri Mulyani.

Ia menganggap, hilangnya lukisan karya pribadinya karena dijarah itu serupa dengan hilangnya perasaan aman, kepastian hukum, dan kemanusiaan yang adil dan beradab dari bumi Indonesia.

"Liputan penjarahan dimuat di media sosial dan diviralkan secara sensasional. Menimbulkan histeria intimidatif yang kejam. Hilang hukum, hilang akal sehat dan hilang peradaban dan kepantasan, runtuh rasa perikemanusiaan. Tak peduli rasa luka yang tergores dan harga diri yang dikoyak yang ditinggalkan. Absurd...!" tulis Sri Mulyani.

Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati menunggah foto pelaku penjarahan yang terjadi di rumahnya yang membawa lukisan bunga. (Instagram/smindrawati)Foto: Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati menunggah foto pelaku penjarahan yang terjadi di rumahnya yang membawa lukisan bunga. (Instagram/smindrawati)

Meski menganggap tragedi penjarahan di rumahnya itu sebagai "Minggu kelabu akhir Agustus", Sri Mulyani merasa ada korban yang jauh lebih berharga dibanding sekedar lukisannya yaitu korban jiwa manusia yang melayang yang tak akan tergantikan saat aksi demonstrasi atau unjuk rasa pekan lalu yang berakhir rusuh.

"Affan Kurniawan, Muhammad Akbar Basri, Sarinawati, Syaiful Akbar, Rheza Sendy Pratama, Rusdamdiansyah, Sumari. Menimbulkan duka pedih yang mendalam bagi keluarga. Tragedi kelam Indonesia," ungkapnya.

Ia menekankan, dalam kerusuhan tidak pernah ada pemenang, yang ada adalah hilangnya akal sehat, rusaknya harapan, runtuhnya pondasi berbangsa dan bernegara, serta negara hukum yang berperikemanusiaan yang adil dan beradab.

"Indonesia adalah rumah kita bersama. Jangan biarkan dan jangan menyerah pada kekuatan yang merusak itu. Jaga dan terus perbaiki Indonesia bersama, tanpa lelah, tanpa amarah dan tanpa keluh kesah serta tanpa putus asa," tutur Sri Mulyani.


(arj/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Potret Terbaru Rusuh Los Angeles Makin Ngeri, Adidas-Apple Dijarah

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular