BI Borong SBN Rp 198 T, Perry Warjiyo: Bentuk Bantu Program Asta Cita

Arrijal Rachman , CNBC Indonesia
02 September 2025 15:00
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo saat konferensi pers usai rapat tertutup membahas program 3 juta rumah di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta Rabu (19/2/2025) malam. (CNBC Indonesia/Muhamad Sabki)
Foto: Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo (CNBC Indonesia/Muhamad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengungkapkan data terakhir nominal pembelian surat berharga negara (SBN) di pasar sekunder terbaru, yang bertujuan untuk mendukung program ekonomi kerakyatan pemerintah dalam Asta Cita.

Sejak Januari 2025, Perry mengatakan, total pembelian SBN di pasar sekunder oleh BI telah mencapai Rp 197,7 triliun hingga saat ini.

"Kami update sejak kemarin kami telah beli SBN Rp 200 triliun, data terbaru kemarin, termasuk untuk debt switching," ucap Perry saat rapat kerja dengan Komite IV DPD RI bersama Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Menteri PPN/Kepala Bappenas Rachmat Pambudy secara daring, Selasa (2/9/2025).

Ia menyebut, sebagian SBN itu digunakan untuk pendanaan program-program ekonomi kerakyatan pemerintah dalam Asta Cita, seperti program perumahan rakyat, dan koperasi desa merah putih.

"Nah kami sinergi dengan bu menteri keuangan sebagian dana SBN ini untuk pendanaan program-program ekonomi kerakyatan dalam Asta Cita seperti perumahan rakyat, Kopdes Merah Putih, dan burden sharing dengan pembagian beban bunga bersama BI dan Kemenkeu karenanya akan kurangi beban pembiayaan program-program ekonomi kerakyatan dalam Asta Cita ini," tegas Perry.

Pembelian SBN dari pasar sekunder ini kata Perry menjadi bagian dari program bauran kebijakan BI mendukung Asta Cita melalui upaya menjaga stabilitas dan mendorong pertumbuhan berkelanjutan.

Selain pembelian SBN di pasar sekunder, adapula program penurunan suku bunga BI rate sebanyak 5 kali dengan besara 125 basis points (bps) menjadi sebesar 5%. Ia mengatakan, suku bunga BI rate saat ini menjadi yang terendah sejak 2022.

Kebijakan ini ia sebut turut membuat yield SBN tenor 10 tahun turun dari 7,26% pada Januari 2025 menjadi 6,31% sehingga mengurangi beban fiskal. Ia pun memastikan masih terbuka ruang penurunan suku bunga ke depan.

Program selanjutnya ialah melalui stabilitas nilai tukar dengan intervensi di pasar luar negeri dan domestik. Kemudian, kebijakan insentif likuiditas makroprudensial (KLM) sebesar Rp 384 triliun kepada perbankan untuk kredit atau pembiayaan di sektor prioritas pemerintah dalam Asta Cita, hingga penguatan sistem pembayaran digital untuk penyaluran bantuan sosial dan elektronifikasi keuangan pemerintah daerah.


(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bos BI dan Banque de France Teken MoU Kerja Sama Kebanksentralan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular