
Israel Menggila! Operasi Khusus Kuasai Gaza Dimulai, Warga Tak Berdaya

Jakarta, CNBC Indonesia - Militer Israel mendorong tank lebih dalam ke Kota Gaza dan meledakkan kendaraan berisi bahan peledak di salah satu sudut kota, Senin (1/9/2025). Hal ini terjadi saat Tel Aviv juga melancarkan serangan udara di hari yang sama, yang menewaskan setidaknya 19 orang.
Warga setempat melaporkan, militer Israel mengirim kendaraan lapis baja tua ke bagian timur kawasan Sheikh Radwan yang padat penduduk. Mereka kemudian meledakkan kendaraan itu dari jarak jauh, menghancurkan beberapa rumah dan memaksa lebih banyak keluarga untuk mengungsi.
Melalui selebaran yang disebarkan di atas Kota Gaza, militer Israel meminta warga segera menuju ke selatan. Mereka mengatakan tentara bermaksud memperluas serangannya ke arah barat.
"Orang-orang bingung, bertahan dan mati, atau pergi ke tempat yang tidak ada," kata Mohammad Abu Abdallah, penduduk Sheikh Radwan, kepada Reuters.
"Itu adalah malam yang mengerikan, ledakan tidak pernah berhenti, dan drone tidak pernah berhenti melayang di atas area itu. Banyak orang meninggalkan rumah mereka karena takut akan nyawa mereka, sementara yang lain tidak tahu ke mana harus pergi," kata pria berusia 55 tahun itu melalui aplikasi pesan.
Militer Israel merilis sebuah pernyataan yang mengatakan pasukannya berperang melawan Hamas di seluruh wilayah kantong Palestina itu. Sejak serangan terakhir, mereka telah menyerang beberapa pos militer dan pos terdepan yang telah digunakan untuk melancarkan serangan terhadap pasukan mereka.
Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan setidaknya 98 warga Palestina tewas oleh tembakan Israel di seluruh wilayah kantong dalam 24 jam terakhir.
Laporan ini muncul saat presiden asosiasi cendekiawan genosida terkemuka dunia mengatakan telah mengeluarkan resolusi yang mengatakan kriteria hukum telah terpenuhi untuk menetapkan bahwa Israel melakukan genosida di Gaza.
Tidak ada tanggapan segera dari Israel mengenai laporan serangan di Kota Gaza atau pernyataan dari Asosiasi Internasional Cendekiawan Genosida tersebut. Israel di masa lalu menyangkal bahwa tindakannya di Gaza sama dengan genosida.
Israel sendiri terus maju dengan rencana untuk mengambil kendali penuh atas seluruh Jalur Gaza, dimulai dengan Kota Gaza, dengan tujuan menghancurkan Hamas dan menyelamatkan 48 sandera yang tersisa setelah hampir dua tahun perang.
Militer Israel telah memperingatkan para pemimpin politiknya bahwa rencana serangan di Kota Gaza dapat membahayakan sandera yang masih ditahan oleh Hamas. Di sisi lain, protes di Israel yang menyerukan diakhirinya perang dan pembebasan para sandera semakin meningkat dalam beberapa minggu terakhir.
Perang antara Hamas dan Israel dimulai pada 7 Oktober 2023 saat Hamas menyerang Israel selatan. Serangan itu membuat 1.200 orang tewas, sebagian besar warga sipil, dan 251 orang disandera. Dua puluh dari 48 sandera yang tersisa diyakini masih hidup.
Kampanye militer Israel di Gaza telah menewaskan lebih dari 63.000 orang, sebagian besar warga sipil, menurut pejabat kesehatan Gaza. Perang ini telah menjerumuskan daerah kantong tersebut ke dalam krisis kemanusiaan dan membuat sebagian besar wilayahnya hancur. Perundingan gencatan senjata berakhir pada bulan Juli dalam kebuntuan dan upaya untuk menghidupkannya kembali sejauh ini gagal.
(tps/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Militer Israel Serang RS di Gaza Selatan, Dituding Pusat Komando Hamas
