
KKP Sebut Teknologi Budidaya Lobster RI Tak Lagi Kalah Lawan Vietnam

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengklaim, teknologi budidaya lobster di Indonesia kini sudah berkembang pesat. Di sisi lain, pemerintah juga telah memutuskan untuk menghentikan sementara praktik budidaya lobster di luar negeri.
"Alhamdulillah dalam 8 bulan kami sudah bisa membuktikan kepada publik, paling tidak teknologi budidaya lobster kita sudah mulai tidak kalah dengan Vietnam," kata Dirjen Perikanan Budidaya KKP TB Haeru Rahayu dalam Outlook Tilapia Indonesia tahun 2025 di kantor KKP, Jakarta, Kamis (28/8/2025).
Menurutnya, tingkat kelangsungan hidup (survival rate) lobster dalam keramba jaring apung (KJA) sudah cukup tinggi.
"Tingkat survival rate-nya di KJA itu sudah cukup bagus, sudah di atas 70% saya lihat. Kemudian selain sudah dikuasai, juga marketnya sangat luar biasa," ujarnya.
Ia optimistis, ke depan lobster tidak lagi menjadi masalah besar di dalam negeri. "Ke depan lobster ini sudah tidak lagi menjadi momok kita semua. Karena teknologinya sudah mulai kita kuasai," tegas dia.
Haeru turut mengungkap kabar baik dari lapangan. Di mana, katanya, nelayan di Tanjung Lesung kini sudah mampu memijah atau mengembangbiakan lobster, meski masih dilakukan secara alami.
"Bahkan berita gembiranya ada saudara kita nelayan di Tanjung Lesung (Banten) sudah bisa memijahkan walaupun masih alami. (Memijahkan) mulai dari telur menetas sampai kemudian menjadi BBL (benih bening lobster atau benur). Jumlahnya memang belum banyak, tetapi ini entry point yang positif buat kita semua. Karena kami selalu kawal ada di wilayah Tanjung Lesung," paparnya.
KKP, lanjut dia, telah tiga kali meninjau lokasi tersebut dan akan terus mendampingi para nelayan.
"Kami sudah tiga kali datang kesana. Mungkin dalam waktu dekat kita akan coba tengok lagi dan kita ajak diskusi. Supaya kalau ini terjadi, maka persoalan lobster yang saat ini mungkin menjadi isu yang sangat seksi, tidak akan ada lagi," terang dia.
Ia menilai, perkembangan ini akan serupa dengan pengalaman domestikasi komoditas perikanan lain. "Nanti hampir sama seperti udang windu, udang vaname, ikan kakap, ikan kerapu dan seterusnya. Termasuk juga bandeng. Dulu susah juga domestikasinya, tapi lambat laun setelah ketemu maka menjadi semuanya oke," tambahnya.
RI Setop Budi Daya Lobster di Vietnam
Sementara itu, Haeru menyampaikan, pemerintah kini telah menghentikan sementara praktik budi aya lobster di luar negeri, dalam hal ini Vietnam. Hal ini karena hasil evaluasi belum sesuai dengan target.
"Saat ini pemerintah menghentikan sementara budidaya lobster di luar wilayah Indonesia. Kenapa? Kami melakukan evaluasi dan ternyata hasil evaluasinya belum sesuai dengan apa yang sudah kita harapkan," kata Haeru.
Haeru menegaskan, penghentian kerja sama tersebut juga dilakukan setelah evaluasi menyeluruh atas perjanjian yang sudah berjalan.
"Kita sudah tahun kedua berjalan, MOU antara Indonesia dengan Vietnam. Ada instrumen-instrumen teknis yang kita sepakati antara kedua belah pihak. Tetapi kami setiap periodik waktu melakukan evaluasi. Ada yang 3 bulanan, ada yang 6 bulanan, ada yang 1 tahun," jelasnya.
(dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Cerita Trenggono Panas Dingin Dicecar Uni Eropa Soal Ikan RI
