Xi Jinping Tolak Ikut Diskusi AS-Rusia soal Nuklir, Kenapa?
Jakarta, CNBC Indonesia - China mengatakan bahwa mereka tidak akan berpartisipasi dalam pembicaraan denuklirisasi dengan Amerika Serikat (AS) dan Rusia. Hal ini dilontarkan setelah Presiden Donald Trump menyatakan harapannya untuk memasukkan Beijing dalam negosiasi.
Dalam sebuah pernyataan, Rabu (27/8/2025), Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Guo Jiakun, mengatakan bahwa "tidak masuk akal dan tidak realistis" untuk mengharapkan China berpartisipasi dalam negosiasi perlucutan senjata nuklir trilateral dengan AS dan Rusia. Ia mengaku Beijing belum dalam tingkatan sebesar kedua negara terkait nuklir.
"China dan Amerika Serikat sama sekali tidak berada pada tingkat yang sama dalam hal kemampuan nuklir," kata Guo, dilansir AFP.
"Negara-negara dengan persenjataan nuklir terbesar harus sungguh-sungguh memenuhi tanggung jawab khusus dan utama mereka untuk perlucutan senjata nuklir," katanya.
Beijing mengatakan mereka pada prinsipnya mendukung perlucutan senjata tetapi secara teratur menolak undangan Washington untuk bergabung dalam pembicaraan AS-Rusia tentang pengurangan persenjataan nuklir mereka.
"China memiliki senjata nuklir pada tingkat minimum yang diperlukan untuk keamanan nasional, dan tidak terlibat dalam perlombaan senjata dengan negara mana pun," tuturnya.
Sebelumnya, pada Senin, Trump mengatakan bahwa Washington sedang berusaha untuk mengupayakan denuklirisasi dengan kedua negara. Hal ini untuk menghentikan perkembangan senjata nuklir yang pesat.
"Saya pikir denuklirisasi adalah tujuan yang sangat besar. Tapi Rusia bersedia melakukannya dan saya pikir China juga akan bersedia," kata Trump kepada wartawan di Gedung Putih.
Rusia dan AS, yang merupakan mantan saingan Perang Dingin, memiliki hampir 90% senjata nuklir dunia di antara mereka. Namun Moskow menarik diri dari perjanjian kontrol senjata terakhir yang tersisa dengan Washington pada tahun 2023.
Menurut perkiraan tahun 2024 oleh Stockholm International Peace Research Institute, Amerika Serikat memiliki 3.708 hulu ledak nuklir dan Rusia 4.380, tidak termasuk hulu ledak yang sudah tidak digunakan.
China memiliki 500 hulu ledak nuklir, 90 lebih banyak dari tahun 2023. Di belakang mereka adalah Prancis (290) dan Inggris (225).
(tps/luc)