Kementan Geber Vaksinasi Ternak, Target Akhir Tahun Ini Bebas PMK

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
Selasa, 26/08/2025 15:55 WIB
Foto: Menjelang Hari Raya Iduladha 1446 hijriah/2025, penjual hewan kurban meningkat di Kota Depok, Jawa Barat. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Pertanian (Kementan) berhasil mengendalikan wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) di hewan ternak, di mana wabah ini berhasil dikendalikan berkat program vaksinasi massal.

Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Kementan telah membagi periode vaksinasi massal pada tahun ini menjadi dua tahap yakni tahap pertama pada Januari hingga Maret 2025. Dirjen PKH Agung Suganda mengatakan vaksinasi tahap pertama dilakukan sebanyak 2,1 juta dosis dan berhasil meredam kasus PMK secara signifikan.

"Kita targetkan periode pertama sekitar 2,1 juta dosis. Vaksin dari pusat, belum juga vaksin dari pemerintah daerah, termasuk juga bantuan vaksin dari mitra, dan ini bisa meredam kasus secara signifikan," kata Agung saat memberikan paparan dalam acara Strategi Nasional Pengendalian PMK, Selasa (26/8/2025).


Sementara itu, periode kedua dari vaksinasi massal akan dilakukan dari Juli hingga September 2025. Pada periode kedua vaksinasi, pihaknya akan menyiapkan vaksin sebanyak 1,9 juta dosis.

Namun, meski vaksinasi periode kedua telah berjalan selama dua bulan, realisasinya masih cukup rendah yakni sekitar 31,4%.

Foto: Direktur Jenderal (Dirjen) PKH Agung Suganda saat memberikan paparan dalam acara Strategi Nasional Pengendalian PMK, Selasa (26/8/2025). (CNBC Indonesia/Chandra Dwi)
Direktur Jenderal (Dirjen) PKH Agung Suganda saat memberikan paparan dalam acara Strategi Nasional Pengendalian PMK, Selasa (26/8/2025). (CNBC Indonesia/Chandra Dwi)

"Kemudian di periode kedua, kita juga sudah mengalokasikan vaksin sebanyak 1,9 juta dosis. Namun realisasinya, ini masih rendah, masih di 31,4%. Artinya dalam jangka waktu kurang lebih satu bulan lagi, kita masih punya 70% vaksin yang harus divaksinkan," tambah Agung.

Meski begitu, berdasarkan pengalaman Kementan, Agung menyebut program tersebut dapat memberikan kekebalan terhadap hewan ternak, khususnya kasus PMK muncul akibat mobilisasi yang cukup tinggi. Kasus PMK sendiri muncul pada 2022. Namun di 2024, kasus PMK kembali merebak lantaran adanya pergerakan hewan ternak dari daerah sentra produksi ke daerah konsumen. Biasanya, mobilisasi hewan ternak ini terjadi sebelum 4 hingga 7 bulan sebelum Hari Raya Idul Adha.

"Di mana pergerakan sapi-sapi kita itu mulai terjadi di akhir Desember dan di situlah terjadi peningkatan kasus yang luar biasa. Apalagi biasanya di akhir tahun itu terjadi perubahan musim, pancaroba dan itulah yang menyebabkan daya tahan sapi-sapi kita melemah sehingga ada kasus yang meningkat signifikan," terang Agung.

Oleh karena itu, pihaknya meminta untuk vaksinasi terus diintensifkan. Sebab, masih ada 1,3 juta dosis vaksin yang belum direalisasikan.

"Saya meminta para teman Direktorat terkait di PKH untuk lebih memasifkan laksanakan vaksinasi untuk yang sisanya, yang sekitar 1,3 juta dosisnya, agar kita bisa segera mendapatkan kekebalan pada tubuh hewan kita itu di November, Desember. Bahkan di Januari saya sangat berharap nanti di akhir tahun tidak ada kasus peningkatan PMK seperti tahun 2024 yang lalu," pungkasnya.


(chd/wur)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Mentan Siap Tindak Tegas Pelaku Beras Oplosan