Prabowo Bakal Garap Harta Karun Super Langka, Ini Lokasi & Potensinya

Verda Nano Setiawan, CNBC Indonesia
Selasa, 26/08/2025 08:10 WIB
Foto: Presiden Prabowo Subianto memberikan tanda jasa dan kehormatan dalam rangka peringatan HUT RI. Ada 141 tokoh yang menerima anugerah tanda jasa dan kehormatan tersebut. (Dok. Biro Pers Sekretariat Presiden)

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden RI Prabowo Subianto melantik sejumlah pejabat negara di Istana Negara, Jakarta, Senin (25/8/2025). Salah satunya adalah Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Brian Yuliarto sebagai Kepala Badan Industri Mineral.

Badan Industri Mineral ini akan mengelola 'harta karun super langka' RI dalam hal ini mineral strategis seperti Logam Tanah Jarang (LTJ) atau rare earth element, serta mineral strategis lainnya.

Dasar hukum pengangkatan Brian sebagai kepala lembaga tersebut adalah Keputusan Presiden Nomor 77P Tahun 2025 tentang Pengangkatan Kepala Badan Industri Mineral.


Brian menjelaskan bahwa lembaga baru ini nantinya akan bertugas mengelola mineral-mineral strategis yang berkaitan erat dengan industri pertahanan. Mineral strategis yang dimaksud yakni logam tanah jarang atau rare earth element (LTJ) dan mineral penting lainnya.

"Badan ini nantinya mengelola industri material strategis yang terkait untuk industri pertahanan ya, karena material strategis ini cukup penting untuk kedaulatan bangsa, juga diharapkan bisa meningkatkan ekonomi kita," ujar Brian saat ditemui di Istana Negara, dikutip Selasa (26/8/2025).

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia menyebutkan, bahwa Badan Industri Mineral akan fokus pada penelitian industri yang bisa menciptakan nilai tambah. Seperti misalnya mineral kritis logam tanah jarang yang harganya cukup tinggi.

"Dalam kebijakan ini, kami di hulunya, bahan bakunya itu, nanti untuk logam tanah jarang tidak kami izinkan dikelola oleh umum, tapi akan dikelola oleh negara. Nanti ada tata kelola sendiri, dan kita tunggu saja aturannya," ungkap Menteri Bahlil usai ditemui di Istana Negara, dikutip Selasa (26/8/2025).

Kementerian ESDM, kata Bahlil, akan menyiapkan bahan baku dari mineral kritis seperti logam tanah jarang tersebut. Kemudian, produk akhirnya akan dikelola oleh Badan Industri Mineral.

"Produk akhirnya nanti di badan industri mineral ini yang akan tentukan. Ini kan masih dipimpin oleh Menristek (Brian Yuliarto)," tegas Bahlil.

Sebagaimana diketahui, logam tanah jarang (LTJ) ini merupakan salah satu dari mineral strategis dan termasuk "critical mineral" yang terdiri dari 17 unsur, antara lain scandium (Sc), lanthanum (La), cerium (Ce), praseodymium (Pr), neodymium (Nd), promethium (Pm), samarium (Sm), europium (Eu), gadolinium (Gd), terbium (Tb), dysprosium (Dy), holmium (Ho), erbium (Er), thulium (Tm), ytterbium (Yb), lutetium (Lu) dan yttrium (Y).

Logam tanah jarang ini juga digunakan untuk bahan baku pembuatan alutsista di industri pertahanan.

Beberapa material alutsista menggunakan unsur LTJ sebagai unsur paduan, antara lain material Terfenol-D, paduan tiga logam terdiri dari Terbium (Te), Iron (Fe), dan Dysprosium (Dy) sebagai material per edam gelombang sonar pada teropong bidik senapan malam (TBSM) untuk material optic Yttrium aluminium garnet (YAG) dan lainnya.

Potensi LTJ RI

Lantas, seperti apa potensi logam tanah jarang di Indonesia? Di mana saja lokasi potensi logam tanah jarang ini berada?

Mengutip Booklet Logam Tanah Jarang yang dirilis Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) pada 2020, potensi mineral tanah jarang di Indonesia berasal dari beberapa produk turunan dari hasil pengolahan sejumlah mineral, seperti timah, emas, alumina, pasir zircon hingga nikel.

Adapun lokasinya mayoritas berada di Bangka Belitung, Kalimantan Barat, dan Sulawesi.

Dari total 28 lokasi mineralisasi LTJ yang terungkap, baru sekitar 9 lokasi mineralisasi LTJ (30%) telah dieksplorasi awal, namun 19 lokasi mineralisasi LTJ (70%) belum dilakukan/ belum optimal dilakukan eksplorasi.

Berikut beberapa jenis mineral tanah jarang di Indonesia:

- Monasit dan Xenotime, merupakan by-product atau hasil ikutan dari pengolahan bijih timah. Potensinya terdapat di tambang timah di Bangka Belitung.

- Monasit:

Indonesia telah memiliki sumber daya monasit sebesar 185.179 ton logam yang dapat dikembangkan lebih lanjut menjadi cadangan. Hasil analisa konsentrat monasit dalam timah antara lain 31,5% CeO2, 13,2% La2O3, 11% Nd2O3, 3,9% Y2O3, 2,98% Pr6O11, 1,98% Gd2O3, 1,96% Sm2O3.

Ada 3 provinsi yang memiliki potensi logam tanah jarang, antara lain:

1. Kepulauan Riau, sumber daya LTJ 2.268 ton.

2. Kepulauan Bangka Belitung, sumber daya LTJ 181.735 ton.

3. Kalimantan Barat, sumber daya LTJ 1.175 ton.

- Xenotime:

Indonesia telah memiliki sumber daya xenotime sebesar 20.734 ton logam yang dapat dikembangkan lebih lanjut menjadi cadangan. Adapun lokasinya berada di Kepulauan Bangka Belitung.

- Zirconium silicate, merupakan by-product atau hasil ikutan dari pengolahan bijih timah dan emas, serta di dalam pasir zircon. Potensinya terdapat di tambang pasir zirkon di Kalimantan. Adapun unsur LTJ di dalamnya antara lain Y (Yttrium) dan Ce (cerium).

- Ferrotitanates, merupakan residu hasil pengolahan bauksit menjadi alumina. Potensinya terdapat di lumpur merah (red mud) di Kalimantan Barat.

- Bijih nikel laterit, merupakan by-product atau hasil ikutan dari pengolahan bijih nikel laterit melalui proses hidrometalurgi yaitu smelter High Pressure Acid Leaching (HPAL) nikel-cobalt. Potensinya terdapat di tambang nikel (limonit) di Sulawesi. Unsur LTJ antara lain Sc (scandium), Nd (neodymium), Pr (praseodymium), Dy (disprosium))

- Batuan granit

- Abu batu bara/FABA (monasit).

Sumber Daya LTJ per Daerah:

1. Sumatera

Jenis endapan LTJ pelapukan. Estimasi teoritis LTJ (Ce, La, Nd, Pr, Sm, Gd, Y) sebesar 19.917 ton.

2. Bangka Belitung

Jenis endapan LTJ tailing. Estimasi teoritis LTJ (Ce, La, Nd, Pr, Sm, Gd, Y) sebesar 383.239,8 ton.

3. Kalimantan

Jenis endapan LTJ laterit. Estimasi teoritis LTJ (Ce, La, Nd, Pr, Sm, Gd, Y) sebesar 219 ton.

4. Sulawesi

Jenis endapan LTJ laterit. Estimasi teoritis LTJ (Ce, La, Nd, Pr, Sm, Gd, Y) sebesar 443 ton.

5. IUP Timah Bangka Belitung dan Kepulauan Riau (darat dan laut)

Jenis endapan aluvial. Estimasi teoritis LTJ (Ce, La, Nd, Pr, Sm, Gd, Y) sebesar 180.323 ton


(pgr/pgr)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Prabowo Ungkap Harta Karun RI, Bisa Modernisasi Sistem Senjata