Kapasitas Tambang Nikel Perusahaan Prancis di RI Ini Bisa 60 Juta Ton
Jakarta, CNBC Indonesia - Perusahaan tambang nikel asal Prancis, Eramet, memiliki kapasitas produksi bijih nikel di Indonesia hingga mencapai 60 juta ton per tahun. Tambang tersebut berada di Indonesia Weda Bay Industrial Park (IWIP), Maluku Utara.
Adapun tambang nikel Eramet ini dioperasikan melalui PT Weda Bay Nickel (WBN). WBN ini dikuasai 90% oleh Strand Minerals Pte Ltd (Singapore) dan 10% dimiliki Indonesia melalui PT Aneka Tambang Tbk (ANTM).
Dari 90% kepemilikan Strand Minerals tersebut, Eramet memiliki saham 43% dan Tsingshan Group sebesar 57%.
CEO Eramet Indonesia Jerome Baudelet mengatakan, cadangan nikel di IWIP bisa dimanfaatkan untuk 22 tahun ke depan. Sekalipun, produksi bijih nikelnya mencapai 60 juta ton per tahun.
"Itu tambang Weda Bay. Anda sebenarnya bisa menambang selama 22 tahun lagi dengan ritme ini, atau bahkan ritmenya bisa ditingkatkan," katanya di Jakarta, Senin (25/8/2025).
Dia menjabarkan, mulanya Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) di Weda Bay sebesar 32 juta ton untuk 2025. Namun, perusahaan juga telah mendapatkan tambahan produksi sebesar 10 juta ton pada revisi RKAB tahun ini. Dengan demikian, perusahaan sudah mengantongi izin produksi bijih nikel hingga mencapai 42 juta ton pada 2025 ini.
"32 (juta ton), tapi baru-baru ini kami mendapat perpanjangan dari Kementerian ESDM sebesar 10 juta ton lagi. Jadi, produksi yang diharapkan untuk tahun ini seharusnya sekitar 42 juta (ton)," imbuhnya.
Detailnya, sebanyak 30 juta ton bijih nikel yang dihasilkan merupakan bijih nikel kadar tinggi atau saprolit, yang mana 27 juta ton di antaranya akan dikirimkan untuk fasilitas pemrosesan dan pemurnian (smelter) nikel jenis Nickel Pig Iron (NPI) di Indonesia, dan 3 juta ton untuk smelter milik Eramet.
Sedangkan sisanya, sebanyak 12 juta ton merupakan bijih nikel kadar rendah atau limonit yang akan disuplai ke smelter jenis High Pressure Acid Leach (HPAL).
"Dan RKAB baru yang kami dapatkan adalah untuk limonit. Ini untuk memasok pabrik HPAL di Weda Bay," tambahnya.
Sedangkan untuk tahun depan, Jerome mengungkapkan target produksi nikel perusahaan di Weda Bay sama seperti tahun ini yakni 42 juta ton.
(wia)