Penjualan Motor Listrik di RI Hancur Lebur, Pabrikan Tunjuk Boroknya
Jakarta, CNBC Indonesia - Penjualan motor listrik ambruk akibat tidak adanya subsidi. Berkaca dari tahun lalu dimana ada subsidi sebesar Rp 7 juta per motor, di tahun ini subsidi justru tidak ada kabarnya.
Ketua umum Asosiasi Industri Sepeda Motor Listrik Indonesia (Aismoli) Budi Setiyadi menyebut ada penurunan penjualan hingga 70%.
"Secara prosesnya penurunan itu bervariasi. Ada yang sampai 30%, 40%, 50%, bahkan mungkin 60%. Bahkan 70% penjualan di masing-masing APM. Tapi kan ini sangat relatif ya, tergantung dengan kreativitas dari APM itu sendiri untuk menjalankan kerjasama atau strategi marketingnya," sebut Budi kepada CNBC Indonesia Jumat (22/8/2025).
Meski demikian, Budi menyebut ada juga pabrikan yang walaupun penjualan cukup bagus, namun membutuhkan biaya lain yang besar, diantaranya marketing hingga sumber daya manusianya, termasuk pemberian diskon tambahan untuk mendongkrak penjualan.
"Ada beberapa merek yang seperti itu, saya nggak tahu apakah mereka dengan memberikan diskon cukup besar mereka masih punya profit. Tapi saya lihat beberapa juga seperti itu ya. Kayak Honda kemarin kan juga cukup lumayan juga tuh. Kemudian Alva juga demikian," ujar Budi.
"Artinya ya mungkin saat kondisi kayak gini yang penting bagi pabrikan harus berlanjut, sustain. Nah salah satunya mungkin diskonnya cukup besar sama dengan waktu diberikan subsidi," lanjutnya.
Ia pun memproyeksi penurunan penjualan sepeda motor listrik saat ini bakal anjlok hingga lebih dari 50%, ketika tahun lalu penjualan mencapai 70 ribu unit, tahun ini bakal jauh di bawah itu.
"Karena 70 ribu kemarin kan pakai subsidi. Nah sekarang kalau tidak ada subsidi anggaplah minat masyarakat turun sekitar 60-70%. Ya mungkin penjualan kisaran sekitar 25-30 ribu unit. Karena bulan berapa kemarin penjualan itu baru mencapai sekitar 11 ribu," ujar Budi.
Pelaku usaha saat ini juga sedang menunggu kejelasan insentif dari Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita untuk mengetahui kejelasan soal program subsidi motor listrik.
"Kita malah nunggu kejelasan dari Pak Agus Gumiwang. Kemenperin tinggal 1 putaran lagi, Apakah rapat dengan Menko Kerekonomian? Apakah rapat terbatas? Yang kemudian dalam rapat yang lebih tinggi lagi dengan melibatkan beberapa menteri, jadi ada semacam statement atau arahan atau kebijakan dari pengambil keputusan yang sesuai tentunya," ujar Budi.
(fys/wur)