RI Kurangi Sebagian Ekspor Gas Demi Penuhi Kebutuhan Industri Domestik

Verda Nano Setiawan, CNBC Indonesia
Jumat, 22/08/2025 13:55 WIB
Foto: PT PGN Tbk. (Dok: PT PGN Tbk (PGAS)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menegaskan komitmennya menjadikan gas bumi sebagai prioritas utama untuk kebutuhan dalam negeri. Artinya pemenuhan gas untuk domestik akan diutamakan terlebih dahulu sebelum mempertimbangkan ekspor.

Maka, untuk mengatasi pasokan gas yang sempat defisit karena adanya gangguan akibat kebakaran pipa, sebagian gas yang sebelumnya dialokasikan untuk ekspor kini dialihkan untuk pasar domestik.

"Kita sebagian yang ekspor kita tidak lakukan. Kita masukkan terus gas yang baru muncul juga. Kemudian kita supply untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri yang terkait dengan pipa plumbing yang agak sedikit terbakar," kata Bahlil ditemui di Gedung Kementerian ESDM, Jumat (22/8/2025).


Sebelumnya, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) memastikan pasokan gas domestik terjaga melalui mekanisme swap gas multi pihak.

Adapun, mekanisme swap gas multi-pihak mulai dialirkan per 22 Agustus 2025. Langkah ini ditujukan untuk menjaga stabilitas pasokan gas domestik, termasuk untuk kebutuhan sektor industri dalam negeri melalui penyaluran oleh PGN.

Perjanjian swap gas multi-pihak tersebut melibatkan berbagai kontraktor hulu migas dan pembeli gas, antara lain West Natuna Supply Group (Medco E&P Natuna Ltd., Premier Oil Natuna Sea B.V., Star Energy (Kakap) Ltd.), South Sumatra Sellers (Medco E&P Grissik Ltd., PetroChina International Jabung Ltd.), PT Pertamina (Persero), PGN, Sembcorp Gas Pte Ltd., dan Gas Supply Pte Ltd. Perjanjian ini disusun melalui koordinasi erat antar semua pihak untuk memastikan kepentingan seluruh pihak tetap terjaga.

Berdasarkan perjanjian tersebut, sejumlah volume sebesar 27 BBTUD dari West Natuna Gas Supply Group akan dipasok ke PGN, yang mana pengaliran gasnya dilakukan oleh Medco E&P Grissik Ltd. dan PetroChina International Jabung Ltd. ke PGN. Implementasi berbasis skema swap ini dijalankan untuk menjaga kebutuhan domestik dengan tetap memperhatikan komitmen kontraktual lainnya.

Kepala SKK Migas Djoko Siswanto mengatakan pengaliran swap gas multi-pihak ini memastikan tambahan pasokan untuk kebutuhan industri dalam negeri dapat terjaga dengan baik.

"Skema ini hanya mungkin terlaksana melalui kerja sama erat antara kontraktor hulu, pembeli gas, dan pemerintah. Dengan langkah ini, stabilitas pasokan domestik tetap terjamin, sementara kontrak lain yang sudah berjalan tetap terlaksana," kata Djoko berdasarkan keterangan tertulis, Jumat (22/8/2025).

Dia menegaskan, tambahan gas ini bukan berarti semua industri atau industri baru akan mendapat gas. Pasokan ini untuk menjaga industri eksisting tetap mendapatkan gas. Dia meminta semua harus memahami bahwa minyak dan gas bumi adalah energi tak terbarukan, yang akan habis jika tidak ada penemuan baru.

Meskipun tingkat penemuan eksplorasi di Indonesia telah meningkat dari 10:1, menjadi 10:3, namun risiko tidak ditemukan migas masih 70 persen. Apalagi, pada umumnya, temuan eksplorasi, khususnya gas, berada di remote area terutama offshore. "Biaya eksplorasi sangat mahal, dengan risiko dry hole 70 persen," katanya.

Direktur & Chief Operating Officer MedcoEnergi, Ronald Gunawan, menambahkan MedcoEnergi menyampaikan apresiasi atas koordinasi yang dipimpin SKK Migas dan kerja sama seluruh pihak dalam inisiatif ini.

"Disamping itu MedcoEnergi juga berpartisipasi untuk menambah pasokan gas dari wilayah Blok South Sumatra untuk terus berperan aktif menjaga ketahanan energi nasional," ujarnya.


(pgr/pgr)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Strategi Badak NGL di Tengah Ancaman Krisis Pasokan Gas Bumi