Gunung-Laut Bawa Petaka, Tsunami 13 Meter Ancam Gulung Wilayah RI Ini

Damiana, CNBC Indonesia
Jumat, 22/08/2025 12:25 WIB
Foto: Ilustrasi gempa (Getty Images/iStockphoto/Petrovich9)

Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan pentingnya siap siaga menghadapi potensi bencana. Termasuk, di wilayah Ternate, Maluku Utara yang terancam kejadian tsunami ganda.

Karena itu, kata Deputi Bidang Geofisika BMKG Nelly Florida Riama, BMKG menggelar Sekolah Lapang Gempa dan Tsunami (SLG) di Kelurahan Rua, Kota Ternate, Maluku Utara. Untuk meningkatkan kapasitas dan kesiapsiagaan masyarakat menghadapi potensi ancaman ganda tsunami, yang berasal dari gempa tektonik maupun letusan gunung api.

Lanjut dia, SLG yang digelar hari Selasa, (19/8/2025) itu wujud komitmen bersama dan manifestasi kehadiran negara melindungi warganya. BMKG, ujarnya, berperan menyediakan landasan ilmiah yang kokoh agar setiap langkah mitigasi didasari pada data dan pemahaman risiko yang akurat.


"Provinsi Maluku Utara, khususnya Kota Ternate, berada di atas salah satu zona tektonik paling aktif di dunia, yaitu zona subduksi ganda Laut Maluku. Menurut Pusat Studi Gempa Nasional (PusGeN) 2024, potensi gempa dari Halmahera Thrust dapat mencapai magnitudo 8,3," katanya dalam keterangan di situs resmi, dikutip Jumat (22/8/2025).

Dia menambahkan data historis yang mencatat tsunami pernah terjadi di zona ini pada tahun 1846 dan 1859 dengan tinggi hingga 1,2 meter.
Selain itu, ada Gunung Gamalama yang merupakan gunung api aktif. Masih mengutip catatan sejarahnya, sambung Nelly, letusan gunung ini pernah memicu tsunami pada tahun 1608 dan 1772.

"Ini adalah ancaman ganda, tsunami tektonik dari laut dan tsunami vulkanik dari darat. Dalam 10 tahun terakhir, BMKG mencatat 13 kali gempa bumi kuat (M>6,5) terjadi di zona ini. Dua di antaranya membangkitkan tsunami minor pada tahun 2014 dan 2019," kata Nelly.

"Berdasarkan pemodelan skenario terburuk BMKG, lanjutnya, tsunami dapat tiba di pesisir Ternate hanya dalam waktu 6 menit setelah gempa, dengan potensi ketinggian gelombang mencapai 13 meter," tambahnya.

Meski berpacu dengan waktu, sambung dia, sekarang bukan saatnya hanya khawatir. Tapi tetap menjaga kewaspadaan.

"Waktu emas kita untuk evakuasi sangat sempit. Pertanyaannya bukan lagi kapan terjadi, tetapi ketika terjadi, apakah kita siap? Ini bukan untuk menimbulkan kekhawatiran melainkan untuk membangun kewaspadaan berbasis data," jelas Nelly.

"Ternate yang siaga tsunami bukan hanya soal keselamatan jiwa, melainkan juga investasi terbaik untuk masa depan ekonomi dan sosial kota ini," tegasnya.

SLG Ternate adalah bagian dari perjalanan 10 tahun program Sekolah Lapang Gempa dan Tsunami BMKG yang telah menjangkau 185 lokasi di seluruh Indonesia hingga Agustus 2025 ini.

"Kita patut bersyukur dan dokumen infrastruktur yang sudah terpasang di wilayah kita seperti jaringan seismograf, sistem canggih WRS Warning Receiver System hingga tsunami ready community yang tersebar di beberapa Lokasi termasuk di pulai terluar kita," kata Wali Kota Ternate Tauhid Soleman dalam keterangan resmi yang sama.

Foto: Deputi Bidang Geofisika BMKG Nelly Florida Riama menggelar kegiatan Sekolah Lapang Gempa dan Tsunami (SLG) di Kelurahan Rua, Kota Ternate, Maluku Utara. (Dok. BMKG)
Deputi Bidang Geofisika BMKG Nelly Florida Riama menggelar kegiatan Sekolah Lapang Gempa dan Tsunami (SLG) di Kelurahan Rua, Kota Ternate, Maluku Utara. (Dok. BMKG)

(dce/dce)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Detik-detik Mencekam Gempa M6,1 Guncang Turki-Bangunan Roboh