Internasional

AS Sulit Diharapkan, NATO Blak-blakan Cari Cara Bantu Ukraina

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
21 August 2025 13:33
Prajurit memegang bendera NATO. (File Foto - Omar Marques/Getty Images)
Foto: Prajurit memegang bendera NATO. (File Foto - Getty Images/Omar Marques)

Jakarta, CNBC Indonesia - Para petinggi militer NATO menggelar diskusi terbuka pada Rabu (20/8/2025) mengenai jaminan keamanan yang dapat ditawarkan kepada Ukraina sebagai bagian dari upaya diplomatik untuk mengakhiri perang lebih dari tiga tahun dengan Rusia.

Laksamana Italia Giuseppe Cavo Dragone, Ketua Komite Militer NATO, mengatakan 32 petinggi pertahanan dari negara anggota mengikuti konferensi video tersebut.

"Ada diskusi yang hebat dan terbuka. Kita bersatu, dan persatuan itu benar-benar nyata hari ini," ujarnya melalui akun X, seperti dikutip The Associated Press.

Jaminan keamanan menjadi isu utama bagi Ukraina agar bersedia menandatangani perjanjian damai dengan Moskow. Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menegaskan negaranya membutuhkan komitmen kuat dari Barat.

"Kita membutuhkan jaminan keamanan yang kuat untuk memastikan perdamaian yang benar-benar aman dan abadi," tulisnya di Telegram usai serangan rudal Rusia yang menghantam enam wilayah Ukraina.

Namun, Rusia mengecam pembahasan yang dilakukan tanpa keterlibatan Moskow. "Kami tidak setuju dengan fakta bahwa sekarang diusulkan untuk menyelesaikan masalah keamanan kolektif tanpa Federasi Rusia. Ini tidak akan berhasil," kata Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov, dikutip RIA Novosti.

Ia menegaskan, "Rusia akan memastikan kepentingan sahnya dengan tegas."

Menurut pejabat pertahanan AS, Jenderal Dan Caine dan Jenderal Alexus Grynkewich turut hadir dalam pertemuan virtual tersebut. Mereka juga mengkaji opsi militer bersama petinggi Eropa di Washington. Meski begitu, Presiden AS Donald Trump menegaskan tidak akan mengirimkan pasukan AS untuk mempertahankan Ukraina.

Sekutu Kyiv saat ini tengah membahas pembentukan pasukan keamanan multinasional yang dapat mendukung perjanjian damai. Koalisi berisi lebih dari 30 negara, termasuk Jepang dan Australia, disebut sudah menyatakan dukungan.

Di sisi lain, Trump mengungkap sedang menjajaki kemungkinan pertemuan langsung antara Presiden Rusia Vladimir Putin dan Zelensky, dengan Jenewa, Swiss, disebut sebagai lokasi potensial. Presiden Prancis Emmanuel Macron menyatakan Swiss siap menjadi tuan rumah.

Namun, peluang Putin menghadiri KTT masih belum jelas. Ia terancam ditangkap di lebih dari 100 negara karena surat perintah Mahkamah Pidana Internasional (ICC) terkait dugaan penculikan anak-anak Ukraina.

Sementara itu, serangan Rusia ke wilayah Sumy dan Odessa pada Rabu melukai 15 orang, termasuk anak-anak. Zelensky menegaskan serangan tersebut menjadi bukti perlunya tekanan lebih keras terhadap Moskow melalui sanksi baru.

 


(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Update Ukraina: NATO di Ujung Tanduk-Zelensky Bom Kilang Minyak Rusia

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular