Internasional

Permintaan AS Ini Disebut Buat 'Kiamat' di Kalimantan RI, Kenapa?

Thea Fathanah Arbrar, CNBC Indonesia

20 August 2025 15:40

Foto: Peta Kalimantan. (Dok. Kemendikbud)

Jakarta, CNBC Indonesia - Permintaan kendaraan rekreasi (RV) asal Amerika Serikat dituding menjadi pemicu deforestasi di Kalimantan, Indonesia. Investigasi terbaru LSM lingkungan mengungkap kayu tropis dari hutan hujan terbesar di Asia digunakan dalam produksi RV merek-merek ternama di Negeri Paman Sam.

Laporan gabungan Earthsight yang berbasis di Inggris dan Auriga Nusantara dari Indonesia menyebut industri RV kini menjadi konsumen kayu tropis terbesar di AS. Laporan yang dirilis Selasa itu menyoroti penggunaan kayu lapis tropis "lauan" dari Indonesia untuk lantai, dinding, dan langit-langit RV.

Baca:

Pesawat Boeing Bawa 273 Penumpang Terbakar di Udara, Mesin Meledak

"Pemilik RV pecinta alam akan terkejut mengetahui bahwa hobi mereka berisiko merusak hutan hujan," ujar Direktur Earthsight, Sam Lawson, dalam pernyataan resminya, seperti dikutip AFP, Rabu (20/8/2025).

"Raksasa RV Amerika perlu keluar dari era 1980-an dan menerapkan standar keberlanjutan minimum yang sudah dijalankan perusahaan lain selama beberapa dekade," tambahnya.

Foto: Ilustrasi kendaraan RV atau camper van. (Dok. Freepik)
Ilustrasi kendaraan RV atau camper van. (Dok. Freepik)

Baca:

AS Tarik Produk Udang Beku RI, Pembeli Diminta Membuangnya

Menurut investigasi, perusahaan kayu lapis Indonesia, PT Kayu Lapis Asli Murni, banyak memperoleh kayu dari hutan hujan Kalimantan. Setengah hasil produksinya diekspor ke perusahaan AS, yakni MJB Wood dan Tumac Lumber, pada 2024.

MJB Wood tercatat sebagai pemasok utama kayu lapis lauan untuk Jayco, sementara Tumac Lumber memasok Patrick Industries, produsen suku cadang RV yang pelanggannya termasuk Thor Industries, Forest River, dan Winnebago. Dengan rantai pasokan tersebut, laporan menegaskan "hampir pasti" kayu tropis Indonesia dipakai dalam industri RV di AS.

Indonesia selama ini menghadapi tingkat deforestasi tinggi akibat penebangan, pertambangan, dan ekspansi perkebunan. Pulau Kalimantan sendiri merupakan habitat orangutan, bekantan, macan dahan, hingga badak terkecil di dunia.