Bos Pedagang Cipinang-Bulog Ungkap Harga Beras Mulai Turun
Jakarta, CNBC Indonesia - Ketua Koperasi Pedagang Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) Zulkifli Rasyid menyampaikan, kondisi perdagangan beras di Cipinang mulai menunjukkan perbaikan. Menurutnya, harga beras sudah mulai mereda seiring dengan kelancaran pasokan.
"Alhamdulillah, di Pasar Induk Cipinang kelihatannya sudah mulai kondusif, harga sudah mulai merangkak turun. Mudah-mudahan dapat terus membaik ke depan," ujar Zulkifli saat dihubungi di Jakarta, Senin (18/8/2025).
Menurut Zulkifli, kelangkaan beras di sejumlah ritel modern justru memberikan dampak positif bagi pedagang di PIBC. Kondisi ini membuat aktivitas jual beli di pasar induk lebih bergairah.
Meski begitu, ia menekankan, dinamika perberasan nasional harus dilihat secara menyeluruh, mulai dari sisi produksi hingga distribusi.
Ia pun mendukung langkah pemerintah, khususnya Kementerian Pertanian (Kementan), yang terus mendorong peningkatan produksi padi sekaligus menata tata niaga beras nasional.
Kata dia, kebijakan Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman yang mendorong sinergi petani, penggilingan padi, Perum Bulog, dan pedagang pasar merupakan strategi penting untuk menjaga kestabilan harga sekaligus melindungi konsumen.
"Sudah 80 tahun kita merdeka, kita berharap sangat bagaimana merdeka itu bisa benar-benar kita miliki," ujarnya.
Zulkifli menegaskan, kemandirian pangan adalah wujud nyata dari kemerdekaan yang harus dijaga bersama. Karena itu, ia berharap tren penurunan harga beras di Cipinang terus berlanjut sejalan dengan langkah strategis pemerintah di sektor pertanian.
"Harapan kita itu saja, mudah-mudahan ke depan lebih cerah dan bergairah kembali, termasuk pasar dan harga beras bisa pulih kembali," sebutnya.
Harga Beras Mulai Turun Sesuai HET
Tren penurunan harga beras juga diungkap dalam pemantauan yang dilakukan Bulog pada Jumat (15/8/2025) lalu di 36 provinsi. Disebutkan, harga beras premium dan medium di sebagian besar wilayah telah mengalami penurunan. Bahkan, di sejumlah daerah telah sesuai dengan Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah.
Direktur Utama Bulog Ahmad Rizal Ramdhani mengungkapkan, tren penurunan harga ini tidak lepas dari intensifnya distribusi beras SPHP yang dilakukan Bulog sejak awal Juli 2025.
"Hasil pemantauan di lapangan menunjukkan bahwa strategi penyaluran SPHP berhasil menekan harga dan menjaga ketersediaan beras di pasaran. Ini membuktikan bahwa intervensi pasar yang kita lakukan berjalan efektif," katanya.
Dia memaparkan, beras premium di ritel modern tercatat 12 provinsi yang harga jualnya telah sesuai HET dan 12 provinsi lainnya mengalami penurunan harga. Di pasar tradisional, 6 provinsi telah sesuai HET dan 13 provinsi mengalami penurunan harga. Untuk beras medium di ritel modern terdapat 5 provinsi yang telah sesuai HET dan 7 provinsi mengalami penurunan harga, serta sementara di pasar tradisional 6 provinsi telah sesuai HET dan 17 provinsi mengalami penurunan harga
Menurut Ahmad Rizal, Bulog telah menetapkan rencana penyaluran SPHP untuk 6 bulan, periode bulan Juli hingga Desember 2025, dengan target penyaluran stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP) sebanyak 1,3 juta ton. Penyaluran ini dilakukan melalui jaringan distribusi yang luas, melibatkan ritel modern, pasar tradisional, hingga mitra penyalur di daerah.
Sesuai arahan Mentan Amran Sulaiman, penyaluran beras SPHP akan dikonsentrasikan di wilayah-wilayah yang masih mengalami kenaikan harga signifikan. Sementara wilayah yang terpantau sedang panen, penyaluran beras SPHP akan dikurangi atau bahkan dihentikan. Kebijakan ini dilakukan untuk menjaga harga di tingkat petani.
(dce/dce)