Daging Babi Warna Biru Neon Buat Geger, Ternyata Gegara Hal Ini
Jakarta, CNBC Indonesia - Warga Amerika Serikat (AS) digegerkan dengan fenomena babi hutan dengan daging berwarna biru neon. Hal ini terungkap di sekitar Monterey County, California.
Mengutip Economic Times, investigasi oleh Departemen Perikanan dan Margasatwa California (CDFW) mengungkapkan bahwa warna biru tersebut berasal dari keracunan rodentisida. Toksin tersebut, yang seringkali diwarnai untuk identifikasi, telah dibatasi penggunaannya di California sejak tahun 2024.
"Para pemburu harus menyadari bahwa daging hewan buruan, seperti babi hutan, rusa, beruang, dan angsa, mungkin terkontaminasi jika hewan buruan tersebut telah terpapar rodentisida," kata Koordinator Investigasi Pestisida CDFW, Dr. Ryan Bourbour, dikutip Selasa (19/8/2025).
Difasinon dikembangkan sebagai metode untuk membasmi hewan pengerat. Ini adalah antikoagulan dengan efek tertunda, yang penting karena memungkinkan banyak hewan pengerat mengonsumsi umpan tanpa langsung merasa terancam.
Pertama kali ditemukan pada tahun 1962, difasinon digunakan secara luas di seluruh AS untuk mengendalikan populasi hewan pengerat. Toksin ini bekerja dengan mencegah pembekuan darah, yang pada akhirnya menyebabkan pendarahan internal dan kematian.
Sayangnya, meskipun difasinon sangat efektif dalam membunuh hewan yang menelan umpan, zat ini juga dapat secara tidak sengaja membahayakan atau membunuh hewan lain melalui keracunan sekunder.
Hal ini juga menimbulkan risiko paparan pada manusia. Untuk mengatasi masalah ini, fitur keamanan ditambahkan ke difasinon: pewarna biru yang secara jelas menunjukkan kapan hewan telah mengonsumsi toksin tersebut.
Meskipun difasinon terurai lebih cepat daripada rodentisida generasi kedua yang lebih kuat, zat ini dapat tetap aktif dalam jaringan hewan bahkan setelah kematian, dan pemasakan tidak menghilangkan risiko tersebut.
Kasus serupa telah terdokumentasi sejak tahun 2015. Babi hutan, hibrida omnivora antara babi domestik dan babi hutan, sering kali memakan hewan pengerat yang telah diracuni atau langsung memakan umpannya, sehingga meningkatkan kemungkinan keracunan sekunder.
Menurut a-z-animals, beberapa potensi masalah kesehatan yang mungkin timbul akibat mengonsumsi daging yang terkontaminasi difasinon. Mulai dari batuk darah, darah dalam urine, tinja berdarah, mimisan, gusi berdarah, memar berlebihan, lalu pusing, sakit perut, sakit punggung, sesak napas, kulit membiru, tekanan darah rendah hingga demam.
(tps/șef)