Perang Saudara Membara! 40 Orang Tewas Dibantai Dalam Gereja
Jakarta, CNBC Indonesia - Eskalasi konflik bersenjata di Republik Demokratik Kongo terus memanas. Pada Senin (18/8/2025), pasukan penjaga perdamaian PBB di negara itu, MONUSCO, mengungkapkan bahwa para pejuang pemberontak telah menewaskan sedikitnya 52 warga sipil di wilayah Timur negara itu.
Mengutip AFP, serangan dari Pasukan Demokratik Sekutu (ADF) menargetkan beberapa desa di provinsi Kivu Utara antara tanggal 9 dan 16 Agustus. Mereka juga memberikan peringatan bahwa jumlah korban jiwa dapat bertambah.
Setelah relatif tenang dalam beberapa bulan terakhir, pemberontak ADF juga disebutkan membantai lebih dari 40 orang di sebuah gereja pada akhir Juli di Komanda, sebuah kota di provinsi tetangga Ituri.
"Kekerasan terbaru ADF disertai dengan penculikan, penjarahan, pembakaran rumah, kendaraan, dan sepeda motor, serta perusakan properti milik penduduk yang sudah menghadapi situasi kemanusiaan yang genting," kata MONUSCO.
Menanggapi serangan-serangan yang kembali terjadi, MONUSCO menyatakan telah memperkuat kehadiran militernya di beberapa sektor dan telah mengizinkan ratusan warga sipil untuk berlindung di pangkalannya.
ADF, kelompok bersenjata yang awalnya dibentuk oleh mantan pemberontak Uganda, telah menewaskan ribuan warga sipil dan meningkatkan penjarahan serta pembunuhan di timur laut Republik Demokratik Kongo. Kekerasan terus dilakukan kelompok ini meskipun tentara Uganda dikerahkan bersama angkatan bersenjata Kongo untuk menumpasnya.
Beberapa hari sebelumnya, ADF telah menewaskan setidaknya 40 orang di beberapa kota di sektor Bapere, juga di provinsi Kivu Utara. Presiden masyarakat sipil sektor Bapere, Samuel Kagheni Kakule, mengaku telah mendapatkan banyak aduan atas serangan ADF.
"Rumah-rumah dibakar dan orang-orang dibawa pergi oleh para penyerang selama serangan-serangan ini," tandasnya.
Sementara itu, kekerasan ini kembali terjadi di tengah konflik terpisah antara Republik Demokratik Kongo dan kelompok M23 yang didukung Rwanda yang terus memanas di wilayah Timur negara itu meskipun serangkaian perjanjian damai telah ditandatangani dalam beberapa bulan terakhir.
(tps/tps)