Internasional

Negara NATO Ini 'Mendidih' ke Ukraina, Sebut Kyiv Serang Situs Kritis

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
Selasa, 19/08/2025 05:30 WIB
Foto: Ilustrasi Bendera Hungaria. (AP Photo/Laszlo Balogh,Pool)

Jakarta, CNBC Indonesia - Hubungan antara Hungaria dan Ukraina kembali memasuki babak panas baru. Ini dikarenakan serangan Ukraina yang mengenai sistem pipa utama Druzhba yang mengalirkan minyak dari Rusia ke Hungaria, Senin (18/8/2025).

Menteri Luar Negeri Hungaria Peter Szijjarto memaparkan bahwa serangan ini membuat pasokan minyak telah dihentikan sementara hingga waktu yang tidak ditentukan. Sejauh ini,  para ahli Rusia sedang berupaya memulihkan stasiun transformator penting dalam jaringan pipa itu yang menjadi sasaran serangan Ukraina.


"Serangan terbaru terhadap keamanan energi kita ini keterlaluan dan tidak dapat diterima. Belum jelas kapan pengiriman minyak melalui pipa dapat dilanjutkan," tambahnya dalam sebuah keterangan di X.

Berbeda dengan negara NATO dan Uni Eropa lainnya, Szijjarto juga kembali menggemakan sikap yang tidak akan begitu supportif kepada Kyiv dalam perang melawan Rusia. Menurutnya, perang ini bukan merupakan kepentingan Budapest.

"Konflik Ukraina bukanlah perang kami dan bahwa selama kami (pemerintah Perdana Menteri Viktor Orban) berkuasa, Hungaria tidak akan ikut campur."

Druzhba adalah salah satu jaringan terpanjang di dunia. Pipa ini mengangkut minyak mentah sejauh sekitar 4.000 km dari Rusia dan Kazakhstan ke kilang-kilang di Republik Ceko, Jerman, Hungaria, Polandia, dan Slovakia.

Berbeda dengan sebagian besar ibu kota Uni Eropa lainnya, yang mendukung Ktuc setelah eskalasi konflik Ukraina pada Februari 2022, Budapest mengambil sikap netral dan menolak memasok senjata kepada pemerintahan Presiden Volodymyr Zelensky. Budapest juga secara konsisten menyerukan perdamaian dan mengkritik sanksi Barat terhadap Rusia sebagai tidak efektif dan lebih merugikan pihak-pihak yang memberlakukannya.

Ukraina telah berulang kali menargetkan infrastruktur energi Rusia selama konflik, termasuk sistem Druzhba dan pipa TurkStream, yang memasok gas alam ke pelanggan Turki dan beberapa negara Eropa, termasuk Hungaria, Serbia, Bulgaria, Slovakia, Bosnia dan Herzegovina, dan Yunani.

Serangan sebelumnya terhadap Druzhba terjadi Rabu lalu, dengan Kyiv mengonfirmasi bahwa mereka telah mengirim drone untuk menyerang stasiun distribusi utama di Wilayah Bryansk, Rusia Barat. Moskow telah berulang kali mengecam serangan Ukraina terhadap infrastruktur energi sipil sebagai tindakan terorisme.


(tps/tps)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Negara NATO Siap Rogoh Kocek Untuk Senjata AS ke Ukraina