Prabowo Singgung Logam Tanah Jarang, Menristek Ungkap Kabar Terbarunya
Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi Indonesia (Menristek Dikti), Brian Yuliarto membeberkan kondisi terkini mineral kritis dalam hal ini mineral logam tanah jarang (LTJ) atau rare earth element di Indonesia.
Brian menyatakan, bahwa salah satu mineral yang cukup banyak dan menjanjikan dengan nilai yang sangat tinggi adalah Logam Tanah Jarang. Lokasinya pun beragam, yakni di Bangka Belitung, Mamuju hingga Sulawesi.
"Beberapa penelitian sudah berlangsung di beberapa kampung untuk menghitung cadangannya dan juga dilakukan proses pemurnian. Jadi memang proses pemurnian ini membutuhkan teknologi tinggi namun mineral-mineral ini yang saat ini dibutuhkan banyak negara dan bahkan China menjadikan ini sebagai salah satu senjata untuk negosiasi tarif," ungkap Brian.
Dia berharap, dengan jumlah cadangan Logam Tanah Jarang yang banyak, pemerintah bisa melakukan percepatan-percepatan hilirisasi untuk menjadikan satu komoditas yang bisa mengerek pendapatan di Indonesia.
Sebagaimana diketahui sebelumnya, Logam Tanah Jarang ini sempat disinggung oleh Presiden RI Prabowo Subianto, yang menegaskan Indonesia diberkahi Logam Tanah Jarang. Mineral kritis ini bisa digunakan untuk memodernisasi alat sistem pertahanan bangsa ini.
Dengan adanya potensi logam tanah jarang di negeri ini, dia pun menegaskan sumber daya alam ini harus dikelola sebaik-baiknya.
"Kita harus kuasai kendalikan membela dan mengelola semua kekayaan bangsa Indonesia. Untuk itu, kita harus modernisasi alat sistem pertahanan, memperkuat komponen cadangan kita. Kita berdayakan industri strategis nasional, serta kesejahteraan prajurit bangsa. Alhamdulillah yang Maha Kuasa telah memberi karunia kita, kita memiliki mineral-mineral, yang disebut tanah jarang, rare earth kita punya semua rare earth di dunia kita miliki," tuturnya.
"Dan rare earth ini vital untuk kehidupan teknologi tinggi untuk kehidupan modern dan juga pertahanan modern," ujarnya. "Saudara-Saudara, kita harus menciptakan SDM unggul agar semua SDA kita bisa manfaatkan secepatnya," tandasnya.
(pgr/pgr)