Puan Ungkap Alasan Megawati Absen di Sidang Tahunan MPR

Mentari Puspadini, CNBC Indonesia
Jumat, 15/08/2025 14:56 WIB
Foto: Ketua DPR RI, Puan Maharani saat dalam Rapat Paripurna RUU APBN Tahun Anggaran 2026 dan Nota Keuangan di Gedung MPR/DPR RI, Jakarta, Jumat (15/8/2025). (Tangkapan Layar Youtube/DPR RI)

Jakarta, CNBC Indonesia - Ketua DPR RI Puan Maharani mengungkap alasan ketidak hadiran Presiden ke-5 RI, yang sekaligus adapah ibunya, Megawati Soekarno Putri dalam Sidang Tahunan MPR 2025.

"(Bu Mega) kurang sehat," ungkap Puan ketika ditanya soal keberadaan Megawati, di depan wartawan, Jumat, (15/8/2025).


Dalam kesempatan yang sama, Puan mengomentari substansi pidato kenegaraan yang disampaikan oleh Presiden RI Prabowo Subianto. Menurutnya, banyak hal positif dalam kepemimpinan Prabowo 299 hari terakhir.

"Ya tentu saja kami sangat optimis dengan apa yang menjadi semangat dari Presiden Prabowo, kami siap mendukung, dan bagaimana semuanya itu bisa dilaksanakan dengan baik, bahwa penegakan hukum dan melaksanakan Pasal 33 dengan baik dan sesuai dengan apa yang menjadi semangat dari Presiden harus kita dukung," kata Puan.

Dalam pidatonya, Ketua DPR RI Puan Maharani mengatakan bahwa 2045 akan menjadi tonggak bersejarah, merayakan 100 tahun kemerdekaan Indonesia. Namun menurutnya pada saat itu bukan hanya momentum seremoni ulang tahun, tapi juga harus dijadikan titik awal menjadi negara maju atau Indonesia emas.

Dia bicara pada tahun 2045 jumlah penduduk Indonesia diperkirakan mencapai 324 juta jiwa, yang menjadikan Indonesia negara dengan populasi terbesar keenam di dunia. Selain itu 70% penduduk Indonesia juga berada usia produktif.

"Kita memiliki 20 tahun untuk menuju tahun 2045," kata Puan, pada Sidang Tahunan MPR 2025.

Melihat ke belakang perjalanan 20 tahun terakhir pada 2005 - 2025, terlihat juga Indonesia telah mengalami kemajuan yang signifikan.

Namun menurutnya 20 tahun bukan waktu yang panjang, untuk pembangunan sebesar dan sekompleks Indonesia. Pasalnya kedepannya masih banyak pekerjaan besar yang harus diselesaikan.

Antara lain, pilar kemandirian nasional seperti pangan, energi, manufaktur strategis yang belum sepenuhnya menjadi kekuatan bangsa.

Selain itu layanan dasar publik juga masih belum memuaskan, serta demokrasi yang memerlukan transformasi mendalam khususnya pada sistem partai, pemilu, serta pemberantasan korupsi.

 


(haa/haa)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Prabowo: Saya Ditakdirkan Untuk Menjadi Presiden Yang Ke-8