Mengenal Alaska, Wilayah 'Harta Karun' yang Dijual Rusia ke AS

MFakhriansyah, CNBC Indonesia
15 August 2025 21:30
Peta Rusia - Alaska- AS (Google Map)
Foto: Peta Rusia - Alaska- AS (Google Map)

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin dijadwalkan bertemu di Alaska Jumat (15/8/2025) waktu Alaska. Pertemuan ini akan membahas isu-isu terkini dalam geopolitik dunia.

Pertemuan ini memunculkan kembali ingatan akan sejarah Alaska, yang dahulu merupakan wilayah milik Rusia sebelum dibeli oleh AS pada abad ke-19. Sebelum menjadi bagian Amerika Serikat seperti sekarang, Alaska berada di bawah kekuasaan Rusia.

Mengutip situs Britannica, sejak awal 1700-an, Rusia memanfaatkan Alaska sebagai pusat perdagangan. Komoditas utamanya adalah bulu berang-berang laut yang laku keras di pasar AS, Eropa, dan berbagai negara Asia.

Namun, memasuki abad ke-19, para pedagang bulu dari Inggris dan AS menjadi pesaing utama Rusia. Sampai akhirnya, persaingan ini berakhir pada 1824, ketika Rusia menandatangani perjanjian terpisah dengan AS dan Inggris.

Beberapa dekade berikutnya, Rusia memutuskan menjual Alaska kepada AS pada 1867. Penyebabnya Rusia memandang Alaska tak lagi menguntungkan sebab populasi berang-berang laut yang hampir punah. Apalagi, Rusia juga mengalami tekanan politik usai Perang Krimea (1853-1856).

Ketika Rusia berniat menjual Alaska, kabar ini disambut oleh AS yang mengutus Menteri Luar Negeri William Seward. Singkat cerita, Seward berhasil mencapai kesepakatan dengan pihak Rusia. Setelah melalui perdebatan panjang, Kongres AS menyetujui tawaran resmi sebesar US$7,2 juta.

Jika disesuaikan dengan inflasi, jumlah tersebut setara lebih dari US$100 juta atau sekitar Rp1,6 triliun saat ini. Ini tentu saja sangat murah untuk wilayah yang kini menjadi negara bagian terbesar di AS.

Akhirnya, pada 18 Oktober 1867, bendera AS dikibarkan untuk pertama kalinya di Sitka. Wilayah ini, kala itu menjadi ibu kota Alaska.

Tak lama setelah dilakukan pembelian, publik mengecam Seward. AS dinilai menghambur-hamburkan uang untuk membeli wilayah yang tak menguntungkan. Atas dasar inilah, Seward dicap bodoh oleh para kritikus. 

Namun, pandangan itu berubah pada akhir abad ke-19. AS menemukan cadangan emas, minyak, dan gas alam yang memberikan keuntungan besar bagi AS.

Pada titik inilah, langkah Seward terbukti tepat. Pada 1959, Alaska resmi bergabung sebagai negara bagian ke-49 AS.


(mfa/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Rusia Tolak Proposal AS untuk Akhiri Perang Ukraina, Trump Ngamuk?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular