Banyak Penggilingan Padi Tak Lagi Beli Gabah Petani, Ini Penyebabnya

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
Kamis, 14/08/2025 20:10 WIB
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki

Jakarta, CNBC Indonesia - Gabah di tingkat petani mulai banyak yang tidak dibeli oleh penggilingan padi. 

Menurut Ketua Umum Asosiasi Bank Benih dan Teknologi Tani Indonesia (AB2TI) Dwi Andreas Sentosa, penggilingan padi berhenti beli gabah petani karena mereka khawatir ditindak oleh kepolisian akibat maraknya kasus kecurangan beras.

"Ada informasi penggilingan-penggilingan padi saat ini justru menahan membeli gabah dari petani, karena mereka takut akan diperiksa. Mereka menunggu kejelasan seperti apa nantinya hal ini," kata Andreas saat dihubungi CNBC Indonesia, Kamis (14/8/2025).


Andreas menambahkan banyak penggiling yang menahan untuk membeli gabah dari petani membuat harga gabah kering panen (GKP) mengalami penurunan, setelah beberapa Waktu lalu mengalami kenaikan.

"Penggiling nahan diri untuk membeli gabah, ya otomatis harga gabah di petani turun, karena tidak ada yang beli, otomatis turun kan harganya," tambah Andreas.

Menurutnya, sudah ada 40% penggiling yang lebih memilih untuk menutup operasionalnya karena khawatir akan ditindak jika melakukan aktivitas penggilingian.

"Di penggilingan, sudah ada 40% yang tutup akibat kasus oplos beras. Intinya mereka masih takut untuk membuka penggilingan," ujarnya.

Sebelumnya, harga GKP petani mulai menurun setelah sempat meninggi hingga lebih dari Rp 8.000 per kilogram (kg). Menurutnya, harga GKP ada yang sempat naik ke Rp 8.700 per kg. Namun kini, harganya sudah kembali sekitar Rp 7.000 per kg.

Meski begitu, harga GKP petani di tingkat penggiling masih lebih tinggi dari Harga Pembelian Pemerintah (HPP) yang ditetapkan sebesar Rp 6.500 per kg, berdasarkan Panel Harga Badan Pangan Nasional (Bapanas) per Kamis (14/8/2025).

Terpisah, Ketua Umum Persatuan Pengusaha Penggilingan Padi dan Beras (Perpadi) Sutarto Alimoeso mengusulkan, baik Perum Bulog maupun pengusaha penggilingan padi memang sebaiknya berhenti dulu membeli gabah dari petani.

Kata dia, saat ini terjadi perebutan gabah di lapangan, yang justru memicu persaingan yang tidak sahat. Dan, mendongkrak harga semakin mahal melampaui Harga Pembelian Pemerintah (HPP) yang dipatok Rp6.500 per kg gabah kering panen (GKP) di tingkat petani.

"Sekarang kan situasinya gabahnya lagi susah sehingga terjadi persaingan yang menurut saya juga menjadi kurang sehat," kata Sutarto kepada CNBC Indonesia, Rabu (13/8/2025).

"Di samping, memang secara umum, bulan-bulan begini banyak penggilingan padi berhenti menggiling karena memang bahannya berkurang," tambahnya.

Karena itu, dia mengimbau untuk sementara, semua pembeli berhenti membeli harga gabah. Dengan begitu, harga akan perlahan turun, tidak lagi melonjak jauh ke atas HPP seperti saat ini.

"Bulog segera saja mengeluarkan cadangannya ke pasar. Kalau Bulog masih beli gabah, penggilingan beli, harga akan terus naik," kata Sutarto.


(dce)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Petani Tergantung Tengkulak, PR Literasi Keuangan Pertanian RI