INTERNASIONAL

Trump Ultimatum Powell: Turunkan Suku Bunga atau Hadapi Gugatan Besar!

luc, CNBC Indonesia
Rabu, 13/08/2025 07:05 WIB
Foto: Presiden AS Donald Trump dan Ketua Federal Reserve Jerome Powell berbicara selama tur di gedung Dewan Federal Reserve, yang saat ini sedang direnovasi, di Washington, D.C., AS, 24 Juli 2025. (REUTERS/Kent Nishimura)

Jakarta, CNBC Indonesia - Ketegangan antara Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Ketua Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell kembali memanas. Kali ini, Trump secara terbuka menyatakan tengah mempertimbangkan untuk mengizinkan "gugatan besar" terhadap Powell terkait pengelolaan renovasi markas besar bank sentral di Washington, D.C., yang disebutnya jauh melebihi anggaran wajar.

Dalam unggahan di platform media sosial miliknya, Truth Social, Selasa (12/8/2025), Trump menuduh Powell melakukan pekerjaan yang "mengerikan" dan "sangat tidak kompeten" dalam proyek renovasi dua gedung bersejarah The Fed.

Trump mengeklaim biaya renovasi itu telah membengkak hingga mencapai US$3 miliar, padahal menurutnya seharusnya hanya sekitar US$50 juta.


"Jerome 'Terlalu Lambat' Powell harus MENURUNKAN suku bunga sekarang juga," tulis Trump. "Steve 'Manouychin' benar-benar memberi saya 'hadiah' ketika dia mendorong saya memilih pecundang ini," tambahnya, merujuk pada mantan Menteri Keuangan Steven Mnuchin yang merekomendasikan Powell sebagai Ketua The Fed pada 2017.

Trump menilai Powell telah menyebabkan kerusakan ekonomi yang "tak terhitung" karena selalu terlambat mengambil keputusan. Meski begitu, ia mengeklaim ekonomi AS saat ini "sangat bagus" hingga mampu mengatasi dampak kepemimpinan Powell dan Dewan Gubernur The Fed yang dianggapnya "terlalu santai".

"Saya sedang mempertimbangkan untuk mengizinkan gugatan besar terhadap Powell karena pekerjaan yang sangat buruk dalam mengelola renovasi gedung The Fed. Tiga miliar dolar untuk pekerjaan yang seharusnya hanya butuh 50 juta dolar? Tidak bagus!" tulis Trump.

Ketika diminta konfirmasi, Juru Bicara Gedung Putih Karoline Leavitt enggan memberikan rincian tambahan. "Presiden sedang mempertimbangkan gugatan itu, dan saya tidak akan membicarakannya lebih jauh. Biarkan presiden yang menjelaskannya sendiri," ujarnya, dilansir CNBC.

Pihak The Fed menolak berkomentar terkait pernyataan Trump. Powell dan lembaga yang dipimpinnya sebelumnya telah membela proyek renovasi tersebut, menjelaskan bahwa lonjakan biaya disebabkan oleh kondisi bangunan bersejarah serta faktor kenaikan harga material dan tenaga kerja.

Bulan lalu, Trump bahkan mengunjungi lokasi proyek dan menuding langsung bahwa biayanya telah menembus US$3,1 miliar. Powell menepis tuduhan itu di hadapannya. "Saya belum mendengar angka itu dari siapapun," jawab Powell saat itu.

Perseteruan ini terjadi di tengah tekanan Trump yang sudah berlangsung berbulan-bulan agar The Fed segera memangkas suku bunga acuan secara agresif. Menurut Trump, penurunan suku bunga beberapa persen akan menghemat dana besar bagi pemerintah AS melalui biaya pinjaman yang lebih rendah.

Sejak menaikkan suku bunga pada 2022 pascapandemi Covid-19, The Fed sempat memangkasnya secara bertahap pada 2024, tahun terakhir pemerintahan Presiden Joe Biden. Namun sepanjang 2025, suku bunga belum berubah, meskipun Trump terus mendesak.

Dalam kesaksiannya di Kongres pada Juli, Powell mengatakan The Fed sudah akan menurunkan suku bunga tahun ini jika Trump tidak menerapkan kebijakan tarif besar-besaran. Pejabat The Fed pada Juni lalu memproyeksikan akan ada dua kali pemangkasan suku bunga pada 2025.

 


(luc/luc)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Inflasi AS Naik Tipis, Sinyal Beragam Untuk Langkah The Fed