Eropa Ramai-Ramai Tolak Israel Kendalikan Penuh Kota Gaza!
Jakarta, CNBC Indonesia - Ketua Dewan Eropa Antonio Costa mengkritik rencana Israel yang igin mengambil alih Kota Gaza. Antonio Costa memperingatkan bahwa keputusan itu tentunya akan memiliki konsekuensi bagi hubungan UE-Israel.
"Saya dengan tegas mendesak pemerintah Israel untuk mempertimbangkan kembali keputusannya," tulis Costa, yang memimpin Badan yang mewakili 27 negara anggota UE, di X, mengutip AFP, Sabtu (9/8/2025). "Keputusan semacam itu harus memiliki konsekuensi bagi hubungan UE-Israel, yang akan dievaluasi oleh Dewan," Kata Costa melanjutkan.
"Situasi di Gaza tetap dramatis, dan keputusan pemerintah Israel hanya akan memperburuk keadaan lebih lanjut," tambah Costa. Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen juga menyerukan kepada Israel untuk membatalkan rencananya terkait wilayah Palestina. "Keputusan pemerintah Israel untuk memperluas operasi militernya di Gaza harus dipertimbangkan ulang," katanya di X.
Dia juga mendesak pembebasan semua sandera yang ditahan oleh militan di Gaza dan "akses segera dan tanpa hambatan" untuk bantuan kemanusiaan di wilayah tersebut. "Gencatan senjata diperlukan sekarang," kata von der Leyen.
Jerman ancam setop senjata
Pemerintah Jerman menyatakan penghentian sementara semua izin ekspor peralatan militer ke Israel yang berpotensi digunakan dalam operasi militer di Jalur Gaza.
Keputusan ini diumumkan langsung oleh Kanselir Friedrich Merz pada Jumat (8/8/2025), sebagai respons atas rencana Israel untuk memperluas kendali militer di Gaza City.
Dalam pernyataannya, Merz menegaskan bahwa prioritas utama Jerman saat ini adalah pembebasan para sandera Israel dan tercapainya kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas.
"Pembebasan para sandera Israel dan negosiasi menuju gencatan senjata adalah prioritas utama kami," ujar Merz dalam pernyataan tertulis yang disampaikan kepada publik, dikutip dari AFP.
Dia juga menyampaikan keprihatinan mendalam terhadap penderitaan warga sipil di Jalur Gaza yang hingga kini masih menghadapi krisis kemanusiaan akibat konflik bersenjata yang terus berlanjut.
"Penderitaan warga sipil di Gaza menjadi perhatian serius kami," ucap Merz.
(pgr/pgr)