Internasional

2 Petaka Hantam China Sekaligus, 80.000 Dievakuasi-Hong Kong Lumpuh

sef, CNBC Indonesia
Selasa, 05/08/2025 12:10 WIB
Foto: Hong Kong, Cina. (REUTERS/Tyrone Siu)

Jakarta, CNBC Indonesia - Dua petaka menghantam China sekaligus. Ini terjadi di Beijing dan Hong Kong.

Di Beijing, otoritas China mengevaluasi lebih dari 82.000 orang yang berisiko terkena hujan deras. Sebelumnya, puluhan orang tewas akibat banjir di pinggiran ibu kota pekan lalu.


Kantor berita pemerintah Xinhua mengatakan puluhan ribu orang telah direlokasi dari daerah-daerah rawan hingga pukul 21.00, Senin, waktu setempat. Pihak berwenang memperingatkan risiko banjir di pinggiran barat laut Miyun serta Fangshan barat daya, Mentougou barat, dan Huairou utara.

Badan Meteorologi Beijing juga mengumumkan peringatan tertinggi terbaru. Akan ada hujan lebat hujan lebat mulai Senin siang hingga Selasa pagi.

"Banjir di pinggiran utara Beijing menewaskan sedikitnya 44 orang dan menyebabkan sembilan orang hilang pekan lalu," muat laman itu mengutip data resmi.

Selain China daratan, sebagian wilayah otoritas khusus China, Hong Kong, juga lumpuh akibat banjir yang disebabkan oleh hujan lebat pada hari Selasa. Ini setelah peringatan hujan badai tingkat tertinggi dikeluarkan untuk keempat kalinya dalam delapan hari terakhir.

Pusat keuangan ini telah meliburkan sekolah dan membuka tempat penampungan sementara. Beberapa layanan rumah sakit juga terdampak.

Observatorium cuaca kota menaikkan peringatan hujan badai ke warna "hitam", Senin. Ini mengindikasikan akan ada hujan deras melebihi 70 milimeter dalam satu jam.

Selasa pagi, observatorium cuaca kota memperingatkan kemungkinan akan terjadi "banjir parah". Badan itu menambahkan bahwa curah hujan per jam telah melebihi atau diperkirakan akan melebihi 100 milimeter di beberapa wilayah.

Sementara itu, gambar-gambar beredar di media sosial juga menunjukkan mobil-mobil hampir terendam di tempat parkir luar ruangan di distrik Tseung Kwan O bagian timur. Layanan unit gawat darurat di Rumah Sakit Queen Mary terdampak akibat "banjir parah" di beberapa jalan.

"Transportasi umum melambat di beberapa distrik dan beberapa pintu keluar stasiun kereta bawah tanah telah ditutup," menurut media lokal.

"Delapan belas kasus banjir telah diidentifikasi hingga Selasa pagi," tambah Departemen Layanan Drainase, dan menambahkan bahwa 11 kasus telah teratasi.

Para ilmuwan memperingatkan bahwa intensitas dan frekuensi peristiwa cuaca ekstrem global akan meningkat seiring planet ini terus memanas akibat emisi bahan bakar fosil. China sendiri adalah penghasil emisi terbesar di dunia, meskipun juga merupakan pusat energi terbarukan global yang bertujuan mencapai netralitas karbon pada tahun 2060.


(sef/sef)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Beijing Rilis Peringatan Tertinggi Ke Warga, Warning Bencana