Internasional

Kapal Perang India Tiba-Tiba Masuk Laut China Selatan, Ada Apa?

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
Senin, 04/08/2025 22:10 WIB
Foto: India menjamu Jepang, Australia, AS dalam latihan angkatan laut #Malabar 2020. (Tangkapan Layar Twitter @USPacificFleet)

Jakarta, CNBC Indonesia - Armada Kapal Perang India masuk ke wilayah Laut China Selatan (LCS), Minggu (3/8/2025). Hal ini terjadi saat perairan itu sedang berada dalam sengketa panas yang melibatkan beberapa negara termasuk China.

Mengutip Al Jazeera, keberadaan kapal New Delhi ini dikarenakan adanya latihan maritim bersama militer Filipina. Kapal-kapal angkatan laut India yang ikut serta antara lain kapal perusak berpeluru kendali INS Delhi, kapal tanker INS Shakti, dan korvet INS Kiltan. Filipina mengerahkan dua fregat, BRP Miguel Malvar dan BRP Jose Rizal.


Kepala Staf Filipina, Romeo Brawner Jr., mengatakan pada hari Senin bahwa pelayaran gabungan tersebut berlangsung di dalam zona ekonomi eksklusif negaranya.

"Kami tidak mengalami insiden yang tidak diinginkan, tetapi masih ada yang membayangi kami - seperti yang telah kami perkirakan," kata Brawner kepada wartawan, tanpa menyebut nama China.

"Dalam patroli gabungan sebelumnya dengan angkatan laut asing lainnya, kapal-kapal angkatan laut dan penjaga pantai China telah melakukan pengawasan dari kejauhan," timpal militer Filipina.

Latihan tersebut bertepatan dengan keberangkatan Presiden Ferdinand Marcos untuk lawatan lima hari ke India. Di sana, ia menyatakan akan berupaya mempererat hubungan maritim dan mengupayakan kerja sama di berbagai sektor, termasuk pertahanan, farmasi, dan pertanian.

Sementara itu, Brawner menyatakan harapannya agar pasukan Filipina dapat terlibat lebih banyak dengan militer India dalam manuver gabungan di masa mendatang. Hal ini untuk menjaga perdamaian di kawasan Indo-Pasifik.

"Latihan ini mengirimkan sinyal solidaritas yang kuat, kekuatan dalam kemitraan, dan energi kerja sama antara dua negara demokrasi yang dinamis di Indo-Pasifik", ujarnya.

LCS sendiri merupakan perairan yang disengketakan antara sejumlah negara Asia Tenggara dengan China. Beijing mengklaim 90% wilayah itu dalam sebuah skema peta yang disebut 9 garis putus-putus.

Sementara itu, menanggapi laithan ini, Kementerian Luar Negeri China menyatakan dalam sebuah pernyataan bahwa sengketa teritorial dan maritim harus diselesaikan antara negara-negara yang terlibat langsung, dan tidak ada pihak ketiga yang boleh campur tangan.

Selain itu, Kementerian Pertahanan Nasional China menimpal dengan menyebut Filipina sebagai "pembuat onar" yang telah bersekutu dengan kekuatan asing untuk menimbulkan masalah, di wilayah yang dianggap Tiongkok sebagai perairan teritorialnya sendiri.

"China tidak pernah goyah dalam tekadnya dan akan menjaga kedaulatan teritorial nasional serta hak dan kepentingan maritim, dan mengambil tindakan balasan yang tegas terhadap setiap provokasi oleh pihak Filipina," kata juru bicara Zhang Xiaogang kepada para wartawan.


(tps/tps)
Saksikan video di bawah ini:

Video: China & Rusia Latihan Militer Bersama di Laut Jepang, Ada Apa?