
Geger Menteri Israel Mengaku Pernah Ibadah di Masjid Al-Aqsa

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Keamanan Nasional sayap kanan Israel, Itamar Ben-Gvir, mengunjungi kompleks Masjid Al-Aqsa yang menjadi pusat konflik di Yerusalem Minggu waktu setempat. Dalam kesempatan itu, ia mengatakan bahwa dirinya pernah beribadah di dalam masjid tersebut, menantang aturan yang berlaku di salah satu situs paling sensitif di Timur Tengah tersebut.
Perlu diketahui, di bawah perjanjian "status quo" yang telah berlaku selama puluhan tahun dengan otoritas Muslim, kompleks Al-Aqsa dikelola oleh sebuah yayasan keagamaan Yordania. Orang Yahudi dapat berkunjung tetapi tidak boleh beribadah di sana.
Pernyataannya itu juga didukung dengan munculnya sebuah video yang dirilis oleh sebuah organisasi Yahudi kecil bernama "Temple Mount Administration". Ditunjukan bagaimana Ben-Gvir memimpin sekelompok orang berjalan di kompleks tersebut, dengan salah satu sesi memperlihatkan bagaimana dirinya tampak sedang berdoa.
Belum ada media yang dapat memverifikasi isi video itu. Namun menurut laman Reuters, kunjungan ke kompleks yang dikenal Yahudi sebagai Temple Mount, berlangsung pada hari puasa Tisha B'av, peringatan hancurnya dua kuil Yahudi kuno, yang berdiri di lokasi tersebut berabad-abad yang lalu.
Menurut Waqf, yayasan yang mengelola kompleks di lereng bukit di Kota Tua Yerusalem, Ben-Gvir termasuk di antara 1.250 orang lainnya yang naik ke situs tersebut dan dilaporkan berdoa, berteriak, dan menari. Ia kerap mengunjungi situs tersebut sebelumnya dan menyerukan agar warga Yahudi diizinkan beribadah di Masjid Al-Aqsa.
Ben-Gvir pernah mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa ia berdoa untuk kemenangan Israel atas kelompok militan Palestina Hamas dalam perang di Gaza dan untuk kembalinya sandera Israel yang ditawan oleh militan di sana. Ia mengulangi seruannya agar Israel menaklukkan seluruh wilayah kantong tersebut.
Seorang juru bicara Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengecam kunjungan Ben-Gvir, yang menurutnya "melewati semua batas merah". "Masyarakat internasional, khususnya pemerintah AS, diminta untuk segera campur tangan guna mengakhiri kejahatan para pemukim dan provokasi pemerintah sayap kanan ekstrem di masjid Al-Aqsa, menghentikan perang di Jalur Gaza, dan mendatangkan bantuan kemanusiaan," kata Nabil Abu Rudeineh dalam sebuah pernyataan.
Respons Netanyahu
Sementara itu, Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu mengatakan dalam sebuah pernyataan setelah kunjungan Ben-Gvir bahwa Israelmempertahankan status quo di kompleks. "Tidak berubah dan tidak akan berubah," klaimnya.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Israel Serbu Kompleks Al-Aqsa, Colong "Toa" Masjid Al-Qibli
