Internasional

Tiba-Tiba Trump Kirim Utusan ke Rusia Menghadap Putin, Ada Apa?

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
Senin, 04/08/2025 15:00 WIB
Foto: (REUTERS/Carlos Barria//File Photo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengonfirmasi bahwa utusan khususnya, Steve Witkoff, akan melakukan kunjungan ke Rusia pekan depan. Langkah ini dilakukan menjelang tenggat waktu yang ditetapkan Trump bagi Moskow untuk mengakhiri perang di Ukraina atau menghadapi sanksi baru dari Washington.

"Saya rasa minggu depan, Rabu atau Kamis," kata Trump kepada wartawan, merujuk pada rencana keberangkatan Witkoff ke Moskow, seperti dikutip AFP pada Senin (4/8/2025).

Kunjungan ini terjadi di tengah meningkatnya ketegangan antara Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin. Terutama setelah Trump mengancam akan memberlakukan "tarif sekunder" terhadap mitra dagang utama Rusia seperti China dan India jika Moskow tak menunjukkan kemajuan dalam mengakhiri invasi ke Ukraina.


"Ya, dapatkan kesepakatan di mana orang-orang berhenti terbunuh," kata Trump ketika ditanya apa pesan Witkoff untuk Kremlin.

Sebelumnya, Trump juga mengungkap bahwa dua kapal selam nuklir AS telah dikerahkan ke kawasan tersebut. Namun, ia tidak menjelaskan apakah kapal itu bertenaga atau bersenjata nuklir, ataupun lokasi pastinya. Pentagon diketahui tidak mengungkap detail penempatan strategis seperti ini.

Hubungan antara Trump dan Putin sempat mencair selama masa jabatan pertama Trump, tetapi memburuk sejak invasi Rusia ke Ukraina pada Februari 2022. Witkoff sendiri diketahui beberapa kali telah bertemu Putin di Moskow sebelum hubungan bilateral membeku.

Trump kemudian menegaskan bahwa jika Rusia tidak mengambil langkah konkret untuk mengakhiri perang, sanksi baru akan segera dijatuhkan. Ia tak merinci bentuk sanksi tersebut, namun menyebut kemungkinan besar berbentuk tarif sekunder terhadap negara-negara yang masih berdagang dengan Rusia.

"Kita tidak bisa membiarkan ini terus berlanjut," ujar Trump."Dunia perlu stabilitas, dan itu dimulai dari menghentikan perang ini."

Di sisi lain, Putin kembali menyatakan keinginan Rusia untuk mencapai perdamaian, tetapi dengan syarat-syarat yang tak berubah, termasuk pengakuan terhadap empat wilayah Ukraina yang telah dianeksasi dan pembatalan ambisi Kyiv untuk bergabung dengan NATO.

"Kami membutuhkan perdamaian yang langgeng dan stabil di atas fondasi yang kokoh yang akan memuaskan Rusia dan Ukraina, serta menjamin keamanan kedua negara," kata Putin dalam konferensi pers, Jumat lalu. "Namun, persyaratan dari pihak Rusia tetap sama."

Ukraina menolak syarat tersebut dan menyebutnya tidak dapat diterima.

Serangan ke Depot Minyak Sochi

Sementara itu, Kyiv melancarkan serangan udara menggunakan drone ke depot minyak di Sochi pada Minggu. Serangan ini disebut sebagai respons atas meningkatnya gempuran Rusia dalam beberapa pekan terakhir yang telah menewaskan puluhan warga sipil.

Kementerian Pertahanan Rusia menyatakan berhasil mencegat 61 drone Ukraina dalam semalam. Di wilayah Kherson, satu orang dilaporkan tewas akibat serangan artileri Rusia.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyampaikan bahwa kedua pihak saat ini sedang mempersiapkan pertukaran tahanan. Sebanyak 1.200 tentara Ukraina diharapkan dapat dipulangkan melalui kesepakatan yang dibahas dalam pertemuan di Istanbul pada Juli lalu.


(tfa/sef)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Drone Ukraina Serang Kilang Minyak & Pangkalan Militer Rusia