Pabrikan Mobil Mulai Resah, Industri Otomotif RI Terancam Fenomena Ini

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
Sabtu, 02/08/2025 18:30 WIB
Foto: Aktivitas Car Terminal di Pelabuhan Internasional Patimban, Subang, Jawa Barat, Jumat (17/12/2021). (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pabrikan asal Jepang yang sudah merakit kendaraannya di Indonesia selama puluhan tahun, Toyota, teriak dengan fenomena impor kendaraan yang terjadi belakangan. Meski tidak menyebut ke arah mana, namun erat kaitannya dengan impor mobil listrik China yang memberikan harga murah.

Marketing Planning General Manager PT Toyota Astra Motor (TAM) Resha Kusuma Atmaja mengindikasikan jika terus menerus berlanjut, maka dampak jangka panjangnya yakni geliat industri otomotif dalam negeri bisa menurun. Karena permintaan terhadap kendaraan yang diproduksi dalam negeri juga ikut menurun.

"Pastinya akan ada risiko untuk industri lokal. Contohnya untuk di Toyota. Toyota itu kan lokal, di sana ada pusat R&D (riset dan pengembangan juga, serta employment dan juga peningkatan SDM (sumber daya manusia) itu juga akan improve dengan adanya local production," kata Resha di GIIAS dikutip Sabtu,  (1/8/2025).


Artinya, jika permintaan terhadap produk yang diproduksi di dalam negeri meningkat, maka permintaan terhadap pekerjaan dan rantai pasok juga ikut terdongkrak.

"Kalau segala sesuatunya hanya impor maka akan ada risiko di bisnis industri otomotif Indonesia " ujar Resha.

Meski demikian, Toyota tetap bakal menghadapi persaingan di dalam negeri, apalagi brand ini sudah berinvestasi Rp 100 triliun di Indonesia.

"Sebagai kompetisi di industri otomotif. Pastinya, kita harap di Toyota melihatnya sebagai suatu yang positif. Kita juga berstrategi, bagaimana kita berinovasi, berkembang, bisa selalu memenuhi kebutuhan masyarakat," sebut Resha.


(dce)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Industri Kendaraan Listrik di Ujung Tanduk!