Macet di Tangsel Parah Bak Neraka Sampai Mau Dibangun MRT Jalur Langit

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
Jumat, 01/08/2025 16:50 WIB
Foto: Sejumlah armada MRT melintas di Jalan ASEAN, Jakarta, Selasa (1/7/2025). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Beberapa wilayah di Tangerang Selatan (Tangsel) saat ini sudah mengalami kemacetan yang cukup parah, sehingga diperlukan transportasi umum berbasis rel untuk mengurangi kemacetan.

Pengamat transportasi dari Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Jakarta Revy Petragradia mengatakan kemacetan beberapa daerah di Tangsel sudah sangat memprihatinkan, sehingga perlu adanya transportasi umum alternatif lainnya untuk mengurangi kemacetan.

Adapun menurutnya, daerah di Tangsel yang kemacetannya sudah sangat parah yakni Ciputat, Pamulang, Pondok Cabe, dan Cireundeu.


"Kebetulan domisili saya di Tangsel ya, cukup sering melewati daerah Ciputat sampai Pamulang, memang kemacetan di situ sudah sangat parah, setidaknya pagi dan sore hari, karena mobilitas orang-orang di sini kebanyakan yang tinggal di Tangsel dan bekerja di Jakarta," kata Revy saat dihubungi CNBC Indonesia, dikutip Jumat  (1/8/2025).

Ia menambahkan, meski daerah tersebut sudah dapat dijangkau dengan Transjakarta dan KRL Commuter Line lintas Rangkasbitung-Tanah Abang, tetapi masyarakat masih lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi karena transportasi umum di daerah tersebut masih kurang menjangkau masyarakat.

Apalagi, akses menuju stasiun KRL dan MRT Jakarta terdekat seperti Stasiun Pondok Ranji. Stasiun Sudimara, dan Lebak bulus juga sudah macet.

"Walaupun di Tangsel sudah terkoneksi dengan beberapa stasiun KRL dan terdekat MRT adalah Lebak Bulus, namun memang kemacetan menuju lokasi-lokasi  tersebut juga macet. Sehingga memang dibutuhkan lagi angkutan umum massal yang memang mampu memfasilitasi pergerakan penumpang dari kota Tangsel," ujar Revy.

Siap-Siap Macet Tambah Parah Saat Pembangunan MRT Jalur Layang

Revy sangat mendukung proyek perpanjangan MRT Jakarta ke beberapa daerah Tangsel. Namun, proyek pembangunan jika nantinya dipilih menggunakan sistem jalur layang (elevated), maka potensi kemacetan makin besar.

"Kalau memang menggunakan elevated, menurut saya memang ini yang bisa dilakukan dikarenakan lahan yang terbatas. Namun yang akan menjadi tantangan adalah sejauh mana pengalihan lalu lintas apabila pembangunan dimulai. Karena alternatif jalan sudah sangat terbatas," ungkapnya.

Yang jelas, tegasnya, opsi pembangunan transportasi berbasis rel di Tangsel memang sangat dibutuhkan, meski sudah ada jalur KRL.

"Tapi MRT atau LRT memang menjadi salah satu opsi yang bisa dilakukan, apalagi jika stasiunnya dikembangkan menjadi TOD dan dibangun oleh pengembang atau pusat bisnis akan sangat strategis," kata Revy.


(dce)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Kabar Baik! MRT Jakarta Bakal Tembus Tangsel