Impor Barang Modal RI Bengkak, Tanda Investasi Bakal Tumbuh Tinggi?

Arrijal Rachman , CNBC Indonesia
01 August 2025 11:16
Suasana aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (26/9/2024). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)
Foto: Suasana aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (26/9/2024). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai barang modal dan bahan baku atau penolong sepanjang semester I-2025 naik pesat mendorong kenaikan kinerja total impor Indonesia.

Deputi bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS) Pudji Ismartini mengatakan, total nilai impor barang modal pada periode Januari-Juni 2025 mencapai US$ 23 miliar atau tumbuh 20,90% dibanding periode yang sama tahun lalu US$ 19,03 miliar.

"Penyumbang peningkatan utama impor barang modal mencapai US$ 23,00 miliar atau naik 20,90% dibanding periode sama tahun lalu dan beri andil 3,61% peningkatan," kata Pudji saat konferensi pers di Kantor Pusat BPS, Jakarta, Jumat (1/8/2025).

Pudji menjelaskan, impor barang modal yang naiknya cukup besar yaitu mesin atau peralatan mekanis dan bagiannya atau HS84, mesin atau perlengkapan elektrik dan bagiannya HS85, serta kendaraan dan bagiannya atau HS87.

Untuk impor bahan baku dan penolong yang naik 2,56% dari US$ 80,69 miliar menjadi US$ 82,75 miliar dipicu kenaikan ekspor logam mulai dan perhiasan atau permata (HS71), kakao dan olahannya (HS18) dan berbagai produk kimia (HS38).

Sementara itu, untuk barang konsumsi pada paruh pertama tahun ini justru anjlok sebesar 2,47% dari periode yang sama tahun lalu sebesar US$ 10,44 miliar menjadi US$ 10,18 miliar.

Melesatnya kinerja barang modal ini sebelumnya telah diantisipasi oleh Menteri Investasi dan Hilirisasi atau Kepala BKPM Rosan Perkasa Roeslani. Ia mengaku percaya diri kondisi itu akan membuat kinerja investasi asing langsung atau PMA/FDI pada kuartal ke depan akan mengalami kenaikan.

Meski pada dua kuartal pertama tahun ini PMA lesu dengan nilai sebesar Rp 202,2 triliun, jauh lebih rendah dari posisi per kuartal I-2025 yang sebesar Rp 230,4 triliun. Demikian juga dibanding kuartal II-2024 yang masih sebesar Rp 217,3 triliun.

"Untuk FDI dan juga investasi kami sangat optimis ya, karena tadi saya sampaikan oleh Kementerian Keuangan, Pak Anggito, Wamenkeu bahwa barang modal ini masuknya all-time high beliau bilang. Dan itu pada saat nanti masuk, mereka mulai spending lagi kan tentu akan kami catatkan sesuai dengan quarternya," kata Rosan di Kantor Kementerian Investasi, Jakarta, Selasa (29/7/2025).


(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Hati-hati! Investasi Asing Lesu, Target Indonesia Maju Terancam

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular