
Belajar dari Tsunami Jepang 2011, BMKG-BNPB: Jauhi Pantai 2-3 Jam!

Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) meminta warga di 10 lokasi dan sekitarnya di Indonesia agar menjauhi pantai-pesisir.
Peringatan ini dikeluarkan menyusul gempa bumi tektonik dengan parameter update berkekuatan M8,7 mengguncang dekat pesisir timur Kamchatka, Rusia pada hari Rabu, 30 Juli 2025, pukul 06:24:50 WIB. Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 52,51° LU; 160,26° BT pada kedalaman 18 km.
BMKG lalu mengeluarkan peringatan kategori Waspada potensi kejadian tsunami dengan ketinggian kurang dari 0,5 meter yang diprediksi menghantam wilayah-wilayah di Indonesia Tengah dan Timur mulai pukul 14.51 WITA - 16.30 WIT.
Dari peringatan BMKG, wilayah Talaud diprediksi akan daerah yang pertama kali terkena tsunami efek gempa Rusia tersebut.
Direktur Gempabumi dan Tsunami BMKG Daryono menjelaskan, hingga pukul 08.30 WIB, tercatat setidaknya ada 14 aktivitas gempa susulan, dengan magnitudo terbesar M6,9 dan terkecil M5,5.
"Kepada masyarakat pesisir kami imbau tetap tenang dan menjauhi pantai," kata Daryono dalam Konferensi Pers Potensi Tsunami di Indonesia Pasca Gempabumi di Pesisir Timur Kamchatka, Rusia, Rabu (30/7/2025).
"Kenapa araahan ini harus dilakukan, karena kita belajar dari Tsunami Tohoku 2011 (gempa tsunami 9,1 R tanggal 11 Maret 2011). Ini status ancamannya sama-sama Waspada, baik di utara Papua maupun di tempat lain di Indonesia Timur. Tapi saat itu Tsunami menimbulkan korban jiwa 1 orang," tambah Daryono.
Karena itu, dia meminta semua stakeholder-pihak berwenang terkait meningatkan agar mewaspadai potensi ancaman serupa.
"Kami minta memberikan arahan menjauhi pantai, menjauhi kawasan-kawasan teluk sempit," ujarnya.
Sebab, jelasnya, bentuk pantai bisa mengamplikasi tinggi tsunami.
Di sisi lain, Daryono menegaskan, sampai saat ini belum ada laporan kerusakan yang ditimbulkan gempa Rusia di wilayah Indonesia.
BNPB: Jauhi Pantai Selama 2-3 Jam
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari menambahkan hal senada.
"Ada beberapa hal yang perlu kita perhatikan. Pertama, memang dari perhitungan modeling di laut dalam, sudah disampaikan pak Daryono, rata-rata hasil modeling dan pengukuran beberapa tempat, kisaran dari tinggi tsunami di laut dalam maupun dekat pantai kisarannya di bawah 50 cm, yang di luar Rusia," bebernya.
"Tapi tentu saja ini tidak boleh membuat kita lengah. Pengalaman kita saat Tsunami Jepang 2011 yang juga berpropagasi ke Papua, terdeteksi di tide gauge Jayapura cuma 33 cm. Tapi kemudian, formasi teluk ini bisa menyebabkan amplifikasi tinggi tsunami akrena ada gelombang yang masuk, sehingga tidak sepenuhnya bisa keluar. Sehingga mengalami amplifikasi dari 30 cm, itu yang terdeteksi di tide gauge, tinggi maksimum bisa mencapai 3,8 meter," jelas Abdul Muhari.
Karena itu, lanjutnya, untuk formasi-formasi yang daerah pantai sifatnya teluk gelombang panjang berpotensi mengalami amplifikasi harus kita waspadai.
"Sehingga, kita benar-benar minta bantuan daerah kalau bisa daerah pantai ini kososngkan dulu. Secara teknis formasi teluk seperti ini mulai dari Papua, Papua Barat, kemudian Maluku, Maluku Utara, Sulawesi, hingga Gorontalo cukup banyak di sekitar pantai," ungkap Abdul Muhari.
"Ini jadi perhatian kita, agar benar-benar kosongkan dulu pada waktu-waktu yang disampaikan pak Daryono tadi. Dan, setelah jeda gelombang pertama datang. Sebab, gelombang pertama tidak harus yang terbesar. Biasanya, gelombang ketiga, keempat, dan kelima. Dan waktunya bisa periode jam, antara gelombang pertama dan kedua bisa durasinya 3 jam. Ini yang harus kita waspadai.
Karena itu, tegasnya, masyarakat harus menjauhi pantau tidak hanya pada waktu estimasi tapi sampai beberapa waktu setelah peringatan dini.
"Idealnya 2-3 jam, kita jangan dulu bermain ke pantai di 6 provinsi di waktu mungkin 1 jam sebelum hingga 2 jam sesudah," tegas Abdul Muhari mengingatkan.
10 Wilayah Indonesia Berpotensi Tsunami Dampak Gempa M8,7 Rusia
Daryono menjelaskan, berdasarkan laporan PTWC gempabumi ini berpotensi tsunami di wilayah Rusia, Jepang, Alaska, Filipina, Hawaii, dan Guam.
Hasil analisis BMKG, gempa tersebut berpotensi menimbulkan tsunami di Indonesia dengan status Waspada di wilayah berikut:
1. Talaud (ETA 14:52:24 WITA)
2. Kota Gorontalo (ETA 16:39:54 WITA)
3. Halmahera Utara (ETA 16:04:24 WIT)
4. Manokwari (ETA 16:08:54 WIT)
5. Rajaampat (ETA 16:18:54 WIT)
6. Biaknumfor (ETA 16:21:54 WIT)
7. Supiori (ETA 16:21:54 WIT)
8. Sorong bagian Utara (ETA 16:24:54 WIT)
9. Jayapura (ETA 16:30:24 WIT)
10. Sarmi (ETA 16:30:24 WIT).
![]() Paparan BNPB dalam Konferensi Pers Potensi Tsunami di Indonesia Pasca Gempabumi di Pesisir Timur Kamchatka, Rusia, Rabu (30/7/2025). |
(dce/dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Salah Perhitungan, Tsunami Raksasa Gulung Jepang-Mayat Bergelimpangan
